NOVA.id - Limbah medis belakangan ini menjadi sorotan karena disebut bisa menjadi media penularan virus corona.
Masyarakat pun diminta untuk mensterilisasi bekas masker sebelum dibuang.
Benarkah demikian?
Baca Juga: 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Pada Kulkas, Dampaknya Bahaya!
Dokter Dimas Muhammad, dokter sekaligus penggiat petisi #limbahmedis menjelaskan mengenai masalah ini.
Ia menjelaskan bahwa limbah medis covid-19 menjadi ancaman karena berbahaya.
Karena dikhawatirkan bisa menjadi sumber penyakit baru atau menginfeksi orang yang menyentuhnya.
Baca Juga: Waspada! Ini 4 Bahaya jika Sering Menahan Kentut, Stop Melakukannya
Selain berbahaya untuk manusia, sampah masker ini juga bisa mencemari lingkungan.
Dokter Dimas meminta masyarakat untuk mengikuti panduan membuang masker dengan tepat.
Misalnya menyemprotkan masker dengan sanitizer sebelum dibuang.
Baca Juga: Mitos Menstruasi: Menggaruk Kulit Saat Menstruasi Bahaya? Ini Jawaban Ahli
Lalu mengubah bentuknya seperti digunting atau tali masker dicopot kemudian dikumpulkan di tempat sampah berbeda.
Selain itu, ada yang berinisiatif untuk merebus masker dengan air hangat.
Ketika disinggung soal ide tersebut, dokter Dimas tidak masalah.
Baca Juga: Merasa Sedih Setelah Hubungan Intim? Terungkap Ini Penyebabnya
View this post on Instagram
"Gak masalah, yang penting saat pembuangannya terpisah. Pengolahan limbah medis tidak sesederhana. Biasanya bahwa rumah sakit pun standar tertentu," jelasnya, dilansir dari Tribun Kesehatan.
Dokter Dimas meminta masyarakat memberi tanda bahwa sampah masker tersebut adalah limbah medis.
"Biasanya plastik warna kuning. Kalau ga ada warna kuning, tandai limbah medis. Di sini titik kita perlu bekerjasama dengan pemerintah," jelasnya.
Baca Juga: Hubungan Intim Saat Positif Covid-19, Bahayakah? Ini Kata Ahli
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | Tribun Kesehatan |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR