3. Petroleum jelly
Dengan menggunakan pelumas yang ideal, penetrasi pun akan menjadi lancar.
Penggunaan petroleum jelly justru membuat penetrasi terasa lengket.
Selain itu, petroleum jelly sulit untuk dibersihkan dan dapat menahan bakteri, yang pada akhirnya berpotensi menyebabkan iritasi atau infeksi.
Sebuah studi menunjukkan bahwa perempuan yang menggunakan bahan ini memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengalami vaginosis bakterial.
Sama seperti minyak zaitun, petroleum jelly merupakan produk berbasis minyak yang bisa mengganggu efektivitas kondom berbasis lateks, yang berarti meningkatkan risiko kehamilan dan IMS.
Baca Juga: Hati-Hati, 4 Efek Buruk yang Bisa Terjadi Ketika Pakai Petroleum Jelly Sebagai Pelumas Saat Bercinta
4. Baby oil
Beberapa produk pelumas memang terasa ringan dan licin, seperti baby oil.
Namun, minyak adalah kata kuncinya.
Walaupun terasa enak di tangan, baby oil bukanlah pilihan yang baik.
Suatu studi menunjukkan bahwa hubungan antara penggunaan baby oil secara intravaginal dan pertumbuhan jamu candida di vagina, yang dapat menyebabkan infeksi jamur.
Selain itu, produk berbasis minyaknya bisa merusak lateks pada kondom
Lihat postingan ini di Instagram
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Presi |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR