NOVA.id - Salah satu tanda bahwa kita sudah bisa pintar atur uang dengan baik yaitu kesadaran kita untuk melakukan investasi.
Dengan investasi, kita bisa mencapai tujuan keuangan di masa depan, seperti dana pensiun atau dana pendidikan anak.
Untuk mewujudkannya, kita harus tahu cara investasi yang benar agar keuntungan bisa kita raup semaksimal mungkin.
Baca Juga: Begini Cara Investasi Emas di Shopee, Modal Awal Cuma Rp500 Saja!
Salah satu investasi untuk mewujudkan tujuan jangka panjang tersebut adalah di pasar modal.
Mungkin sebagian dari kita masih asing dengan investasi di pasar modal.
Nah, agar Sahabat NOVA semakin mengerti tentang investasi di pasar modal, simak ulasan selengkapnya berikut ini, seperti yang dikutip Kompas.com dari Cermati.com.
Baca Juga: Cara Investasi agar Tak Rugi, Catat 6 Hal Ini Sebelum Ambil Keputusan
Apa itu pasar modal?
Pasar modal adalah sarana bertemunya perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintah yang membutuhkan dana dari masyarakat.
Dana itu digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja, dan lainnya dengan masyarakat yang ingin investasikan uang mereka.
Guna meraup dana segar, perusahaan atau institusi dapat menerbitkan saham atau surat utang.
Selanjutnya kita bisa membeli instrumen tersebut di pasar modal, sehingga bisa mendanai kebutuhan perusahan atau institusi tersebut.
Baca Juga: 5 Cara Investasi Emas untuk Pemula, Pilih Emas Antam atau UBS?
Produk Investasi di Pasar Modal
Pasar modal merupakan tempat berinvestasi jangka panjang, yakni lebih dari satu tahun agar keuntungan maksimal bisa diperoleh.
Berikut ini 3 produk investasi di pasar modal.
1. Saham
Saham menawarkan keuntungan yang menarik, sehingga instrumen ini menjadi yang banyak diminati oleh para investor.
Jika kita membeli saham perusahan, kita bisa menjadi pemilik perusahan itu, bisa mendapat dividen dan berhak ikut Rapat Umum Pemegang Saham.
Cukup simpan saham di perusahan hebat dalam jangka panjang. Dan dengan tidak melakukan apapun, kita justru memberi kesempatan saham bagus untuk bertumbuh.
Baca Juga: Trading Saham Versus Nabung Saham, Lebih Untung Main yang Mana?
2. Obligasi
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah dan panjang yang bisa diperjualbelikan yang berisi janji dari pihak penerbit untuk membayar imbalan pada periode tertentu.
Sebagai salah satu investasi berpendapatan tetap, tujuan obligasi yaitu untuk memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang relatif stabil dengan risiko yang sama, dibandingkan saham.
Obligasi diterbitkan dan dijual dengan tujuan mendapatkan dana segar dari investor. Surat utang ini dapat diterbitkan oleh perusahaan atau korporasi maupun negara atau pemerintah.
Baca Juga: Warren Buffett Tidak Menyukai Investasi Emas, Ternyata Ini Alasannya
3. Reksa dana
Ada dua kelebihan jika kita memilih reksa dana sebagai instrumen investasi, yakni bisa dijadikan awal bagi investor pemula dan cocok untuk kita yang tidak punya waktu untuk mengurus risiko atas investasinya.
Pasalnya, ada manajer investasi yang bertugas mengelola dana dan melaporkannya kepada kita.
Selain itu, bagi kita yang memiliki modal kecil, investasi reksa dana juga sangat cocok.
Diketahui, ada 4 jenis reksa dana, yaitu reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham.
Baca Juga: Jangan Galau, Ini Cara Memilih Manajer Investasi Reksa Dana yang Tepat
Lihat postingan ini di Instagram
Tips untuk Investor Pemula di Pasar Modal
1. Kredibilitas sekuritas dan manajer investasi
Hal pertama yang perlu kita perhatikan saat berinvestasi di saham maupun reksa dana yaitu memeriksa kredibilitas sekuritas dan manajer investasi (MI).
Sekuritas dan MI sama-sama harus memiliki izin dari OJK.
Selain itu, kita juga perlu menelusuri rekam jejak perusahaan-perusahaan tersebut di masa lalu maupun sekarang. Cek kinerjanya lewat portofolio hasil investasi yang pernah dan sedang dikelola.
Baca Juga: Ini Aplikasi untuk Investasi Emas Dinar, Harganya Mulai dari Rp10 Ribu
2. Mulai dari modal kecil
Pasar modal terbuka bagi semua kalangan, termasuk kita yang gajinya pas-pasan.
Dengan memulai dengan modal kecil, kita bisa meminimalisir kerugian apabila tiba-tiba portofolio investasi kita jeblok.
Investasi instrumen pasar modal bisa dimulai dari modal Rp100 ribu. Bahkan investasi reksadana online lebih murah. Dimulai dari Rp10 ribu saja.
3. Jangan terburu nafsu
Jangan terburu-buru, apalagi jika wawasan kita masih terbatas dan belum berpengalaman mengelola risiko.
Lebih baik perlahan tapi pasti dan sambil belajar analisis fundamental dan teknikal, serta cara mengatasi risiko yang muncul.
Jika jam terbang sudah lumayan, ilmu sudah matang, kita bisa lebih agresif dalam investasi untuk memperoleh keuntungan besar.
Kita juga perlu mempertimbangkan profil risiko kita, apakah konservatif, moderat, atau agresif. Jika konservatif, pilihlah reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap.
Kalau moderat, Sahabat NOVA bisa pilih obligasi korporasi maupun reksadana campuran. Sedangkan saham cocok untuk kita yang bertipe agresif.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Presi |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR