NOVA.id – Musisi kenamaan Tanah Air, Ari Lasso tengah berjuang melawan kanker Diffuse Large B-cell Lymphoma (DLBCL).
Kabar mengejutkan tersebut sontak membuat banyak pihak serta warganet, untuk mendukung kesembuhan Ari Lasso.
Lalu, apa itu kanker DLBCL yang disebut Ari Lasso sebagai kanker langka?
Baca Juga: Bukan Panu, Bercak Putih di Kulit Juga Tanda Penyakit Vitiligo
Dilansir dari WebMD, (16/02), Diffuse Large B-cell Lymphoma atau DLBCL, adalah kanker yang dimulai pada sel darah putih yang disebut limfosit.
Kanker ini tumbuh di kelenjar getah bening, kelenjar seukuran kacang polong di leher, selangkangan, ketiak, dan di tempat lain yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Kendati begitu, kanker DLBCL ini juga bisa muncul di area lain pada tubuh.
Baca Juga: Alami Perut Kram Saat Menstruasi? Awas Tanda Bahaya Penyakit Ini
Mereka berperilaku, tumbuh, dan merespon pengobatan secara berbeda serta dapat tumbuh dengat cepat.
Kabar baiknya, sebagian pasien yang mengidap penyakit ini berhasil sembuh.
Ada dua jenis limfoma dalam dunia medis yakni Hodgkin dan non-Hodgkin. DLBCL adalah limfoma non-Hodgkin yang paling umum.
Baca Juga: Sinyal Bahaya Kesehatan, Kentut Terlalu Bau Jadi Tanda 4 Penyakit Ini
Penyebab
Hingga saat ini, dokter masih belum tahu pasti apa yang menyebabkan DLBCL dan limfoma non-Hodgkin muncul.
Menurut dokter, seseorang lebih mungkin mengalami DLBCL pada kondisi setengah baya atau lebih tua (rata-rata, orang didiagnosis dengan DLBCL berusia 64 tahun), seorang pria, dan bukan Asia atau Afrika-Amerika.
Kondisi lain yang bisa jadi pemicu adalah jika Anda memiliki penyakit autoimun, atau sistem kekebalan Anda melemah dengan cara lain.
Baca Juga: Waspada DBD, Begini Cara untuk Mengusir Nyamuk dari Rumah Kita
Lalu, jika Anda pernah dirawat dengan tindakan radiasi dan kemoterapi sebelumnya, atau terpapar radiasi tingkat tinggi atau bahan kimia tertentu, juga beresiko tinggi terkena DLBCL.
Gejala
Gejala awal berupa benjolan di selangkangan, ketiak, atau leher.
Benjolan cenderung tumbuh dengan cepat dan mungkin menyakitkan atau tidak.
Baca Juga: Kebiasaan Sehari-hari yang Memicu Diabetes, Kenali Sebelum Terlambat!
Pada sekitar 40 persen orang, DLBCL muncul di area lain seperti perut atau usus.
Gejala lain diantaranya:
Pengobatan
Jenis pengobatan tergantung pada usia, kesehata umum, stadium dan subtype kanker, serta tempat penyebarannya.
Baca Juga: Selain Panu, Ini 3 Penyakit Kulit karena Kurang Menjaga Kebersihan
Dokter menggunakan angka yang disebut skor IPI, yang memperhitungkan ini untuk memutuskan seberapa serius kanker Anda.
Perawatan paling umum untuk memulai disebut R-CHOP, kombinasi obat dan pil IV, diberikan dalam siklus, biasanya setiap 3 minggu.
Semakin serius kanker Anda, semakin banyak siklus yang diperlukan.
Baca Juga: Lama Waktu Penyembuhan Penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD
Huruf R adalah singkatan dari rituximab (Rituxan). Obat kemoterapi ini juga digunakan:
Pasien mendapat perawatan ini dengan IV dan prenison sebagai pil. Dia mungkin juga membutuhkan radiasi.
Pengobatan ini menggunakan sinar-X untuk menghancurkan sel kanker Anda. Tindakan ini dilakukan selama beberapa minggu.
Baca Juga: Tertarik Mencoba Diet Bebas Gluten? Mulai dengan 5 Makanan Ini
Beberapa orang mendapatkan obat kemoterapi kelima, yang disebut etoposide (Vepesid). Dokter menyebut kombinasi R- EPOCH.
Untuk kebanyakan orang, DLBCL tidak kembali setelah menjalani pengobatan.
Peluang untuk kembali terkait dengan usia Anda, kesehatan umum, stadium penyakit, dan di mana letaknya.
Jika kembali, dokter mungkin menyarankan pengobatan yang menggabungkan kemoterapi dosis tinggi, dengan transplantasi sel induk.
Baca Juga: Bahaya Pneumonia di Tengah Pandemi Covid-19, Cegah dengan Imunisasi Anak!
View this post on Instagram
Sel induk dalam transplantasi sel induk berbeda. Ini adalah sel yang bisa berasal dari darah atau sumsum tulang, atau dari darah tali pusat dan membantu membuat sel darah baru.
Untuk DLBCL, Anda akan mendapatkan jenis prosedur yang disebut transplantasi sel induk autologus.
Artinya, sel induk yang ditransplantasikan diambil dari tubuh Anda sendiri, bukan dari donor.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Annisa Octaviana |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR