NOVA.id - Tak sedikit orang yang ingin melakukan cara investasi yang aman dan minim risiko.
Sayangnya, investasi yang aman dan minim risiko tidak menghasilkan keuntungan yang lebih besar ketimbang produk investasi lain.
Emas dan reksa dana bisa dibilang sebagai contoh instrumen investasi yang aman dan minim risiko.
Namun, seringkali kita bingung untuk memilih mau berinvestasi pada emas atau reksa dana?
Baca Juga: Investasi Syariah, Benarkah Lebih Minim Risiko? Ini Kata Pakar
Nah, simak pembahasan berikut ini agar Sahabat NOVA tidak bingung lagi memutuskan untuk berinvestasi emas atau reksa dana.
Dikutip dari Kontan, Sabtu (03/08), harga emas melesat tinggi saat pandemi covid-19 pertama kali melanda dunia.
Sementara itu, investasi reksa dana malah melemah, terutama yang mempunyai aset berisiko.
Baca Juga: Hal Fundamental yang Wajib Diketahui Sebelum Investasi Saham
Seperti harga emas sepanjang 2020 mencatatkan kenaikan sebesar 25,16 persen. Dan, harga emas sempat mencapai level tertinggi sepanjang 2020 pada 6 Agustus 2020 di harga 2.071 US dollar per ons troi.
Sedangkan, harga emas hingga 30 Juli 2021 justru turun sebesar 4,6 persen ytd.
Level tertinggi tahun ini hanya di 1.954 US dollar per ons troi pada 5 Januari 2021.
Baca Juga: Mau Investasi Properti? Ini 8 Cara Aman yang Harus Diperhatikan
Pada awal pandemi, banyak orang yang berinvestasi pada instrumen safe haven dan melakukan hedging sebagai sarana lindung nilai dari fluktuasi nilai tukar mata uang.
Hal itu berdasarkan riset dari Infovesta Utama, Senin (02/08) lalu.
Faktor itulah yang membuat emas menjadi produk investasi yang banyak diburu saat krisis ekonomi.
Sementara itu, kinerja reksa dana menorehkan kinerja yang beragam.
Baca Juga: Jangan Sembarang Beli, Ini Cara Memilih Berlian untuk Investasi Pakai Rumus 6C
Seperti kinerja reksa dana berbasis pendapatan tetap yang tercermin melalui Infovesta Fixed Income Fund Index sepanjang 2020 mengalami kenaikan 9,81 persen.
Namun, reksa dana berbasis saham turun 10,29 persen yang diiringi pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 5,09 persen.
Sedangkan, reksa dana pasar uang memimpin kenaikan kinerja sebesar 2,08 persen ytd hingga 30 Juli.
Kemudian, diikuti kinerja reksadana pendapatan tetap yang tumbuh terbatas di 0,87 persen ytd.
Baca Juga: 3 Pilihan Investasi yang Bisa Dijadikan Referensi untuk Pemula
Lalu, reksadana saham secara keseluruhan masih mengalami penurunan sebesar 5,03 persen.
Berdasarkan penjelasan di atas, investasi emas memang mencatat kinerja yang paling menarik sepanjang 2020.
Namun, secara ytd di tahun ini terlihat bahwa kinerja reksa dana seperti pasar uang dan pendapatan tetap lebih menguntungkan.
Selain mempertimbangkan kinerja, Sahabat NOVA juga perlu memperhatikan hal-hal lainnya.
Baca Juga: Tambah Penghasilan, Ini Investasi yang Dimiliki oleh Nikita Willy
Lihat postingan ini di Instagram
Jika hendak investasi emas fisik, kita perlu safe deposit atau tempat untuk menyimpan emas tersebut.
Dan sebaiknya, kita lebih memilih emas nonperhiasan untuk investasi. Pasalnya, kadar kemurniannya tinggi sehingga akan lebih gampang dan menguntungkan untuk dijual kembali.
Sedangkan kalau ingin berinvestasi reksa dana, kita perlu mempertimbangkan reputasi manajer investasi yang mengelola reksa dana.
Baca Juga: Cara Investasi Terbaik Berdasarkan Jangka Waktu yang Dipilih
Kemudian, perhatikan juga jenis reksadana yang diinvestasikan, hingga produk mana yang akhirnya dipilih usai melakukan evaluasi prospektus maupun fund fact sheet.
Infovesta menyimpulkan, investasi di reksadana lebih menguntungkan pada gelombang kedua pandemi covid-19.
Meski begitu, kita tetap perlu memilih reksadana dengan prospek yang menarik seiring dengan potensi pemulihan ekonomi Indonesia dan global.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | kontan |
Penulis | : | Presi |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR