Ia meminta tata niaga komoditas pertanian harus berpihak pada kepentingan petani. Harus ada kebijakan agar harga tetap stabil sehingga petani tidak menanggung rugi terutama saat panen.
"Jangan ada lagi impor beras justru saat panen raya. Negara harus melindungi petani. Ini tanggung jawab pemerintah membantu petani sesuai amanat UU No.19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani," sebut dia.
Salim menekankan, masa depan dunia adalah ketahanan pangan. Indonesia memiliki potensi luar biasa dari sektor pertanian sehingga ke depan bisa menjadi negara besar jika keberpihakan terhadap petani dilakukan.
Baca Juga: Ini Resep Kerang Hijau Goreng Tepung Gurih yang Bisa Jadi Menu Favorit
"PKS pernah mengirim Pak Anton Apriantono sebagai Menteri Pertanian dan berhasil melakukan swasembada beras sehingga tak perlu impor beras," paparnya.
Gubernur Ridwan Kamil mengamini jika masa depan dunia adalah food security. Jawa Barat, papar dia, sudah surplus produksi padi dan bahkan bisa mengirim 1 ton lebih untuk nasional.
"Kita sudah ujicoba metode baru di Jabar, kalau biasanya satu hektare bisa menghasilkan 5-6 ton, dengan metode baru bisa 10-11 ton dan ini sudah berhasil di tiga kabupaten," ungkap pria yang akrab disapa Kang Emil ini.
Emil juga melaporkan jika gerakan petani milenial sudah dilakukan di Jawa Barat. Ia mengetengahkan slogan "Hidup di Desa, Rezeki Kota" untuk mendukung petani milenial di Jawa Barat.
Baca Juga: Jalani Pembelajaran Jarak Jauh, Begini Dampak Psikologis Bagi Anak
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR