Di sini hidangan serabi andalan yaitu serabi kinca dan oncom.
Varian serabi yang lainnya adalah serabi keju, cokelat, pisang, kismis, dan kombinasi dari rasa-rasa tersebut. Sementara, untuk varian serabi asin, Serabi Cihapit menyediakan serabi isi telur, sosis, ayam, keju, atau kombinasi rasa-rasa tersebut ditambah oncom.
Satu buah serabi dari kedai Serabi Cihapit dibanderol mulai dari Rp5.000 hingga Rp12.000.
Serabi Cihapit ada di Jalan Dago Nomor 374 Bandung, Jawa Barat yang memiliki dua jam buka berbeda.
Kita bisa datang Senin hingga Jumat, mulai pukul 06.00-12.00 WIB, sedangkan pada sore hari kamu bisa datang pukul 15.00-21.00 WIB.
Baca Juga: Rekomendasi Bakso Enak di Bandung yang Bisa Dicoba Bersama Keluarga
2. Serabi Rock jadul
Kedai Serabi Rock Jadul menjual banyak serabi dari yang polos, serabi Sunda hingga serabi pizza barbeque.
Harganya mulai dari Rp2.000 hingga Rp10.000 untuk bisa menikmati satu porsi serabi dari Serabi Rock Jadul ini.
Kedai ini buka dari sore hari pukul 17.30 hingga dini hari pukul 02.30 WIB.
Kita bisa langsung datang ke Jalan A.H. Nasution Nomor 481, Cipadung Wetan, Kec. Panyileukan, Kota Bandung, Jawa Barat.
Baca Juga: Nggak Perlu ke Solo, Ini Rekomendasi Nasi Liwet Enak di Jakarta
3. Serabi Imut
Serabi Imut memiliki slogan "Serabi Legenda & Pertama di Bandung Sejak 1998".
Kedai Serabi Imut punya ruangan yang luas dengan bangunan sederhana seperti teras rumah.
Baca Juga: Rekomendasi Roti Bakar Enak di Jakarta, Cocok Jadi Cemilan Malam Hari
Disini kita bisa menikmati serabi polos dan serabi dengan toping manis seperti cokelat serta saus durian.
Kita bisa datang ke Jalan Gegerkalong Hilir Nomor 55, Kota Bandung, Jawa Barat.
Harga atu porsi serabi yang dijajakan oleh Serabi imut dijual mulai dari harga Rp5.500 hingga Rp15.500. Kedai Serabi Imut buka setiap hari pada pukul 10.00-22.00 WIB.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | kompas |
Penulis | : | Septirini Sekar Nusantari |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR