Kalimat yang diucapkan contohnya, “Saya baik-baik saja, selama menjalankan rumah tangga saya bahagia, suami saya memperlakukan saya dengan baik.”
Padahal yang terjadi adalah sebaliknya. Kata Prita hal ini sangat wajar terjadi pada seseorang yang baru saja megalami kejadian menyakitkan.
2. Anger
Selajutnya muncul fase anger atau marah. Di sini biasanya kita mulai menyadari realita yang sebenarnya terjadi sehinngga muncul rasa ingin balas dendam.
Baca Juga: Kapan Waktu Membuat Perjanjian Perkawinan, Apa Saja Syaratnya?
Kalimat yang diucapkan contohnya, “Suami saya itu dulunya tuh jahat bangetlah.” Hal ini menurut
Prita akhirnya memunculkan perasaan yang sangat tidak nyaman pada diri seseorang tersebut, sehingga keluar marahnya dan bisa memakimaki.
Ketika dalam fase ini, yang perlu diperhatikan adalah sebisa mungkin jangan merugikan diri sendiri atau sampai salah tempat untuk mengekpresikan kemarahan kita.
“Jangan sampai pada akhirnya yang kita ekspresikan adalah bikin status menjelek-jelekkan pasangan di media sosial,” kata Prita yang kini Praktik di Biro Konsultasi Psikologi Dwipayana, Bandung.
Baca Juga: Bahaya! 4 Hal Ini Bisa Menyebabkan Hubungan Intim Tidak Lagi Harmonis
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR