NOVA.id - Bau tak sedap dari tubuh memang mengganggu. Selain dapat menumpulkan rasa percaya diri, hal ini pun bisa menurunkan citra diri dan mempengaruhi fungsi sosial.
Dr. Gloria Novelita SpKK mengemukakan bau yang tak sedap pada tubuh alias malodor muncul saat ada reaksi antara cairan seperti keringat yang bercampur dengan bakteri.
Bau tak sedap pada tubuh biasanya terjadi di area ketiak, organ intim, mulut, dan kaki.
Baca Juga: Tidak Menimbulkan Rasa Gatal dan Sakit, Begini Cara Membersihkan Rambut Kemaluan
“Penyebab bau badan sebenarnya bukanlah bakteri jahat yang dapat menyebabkan infeksi. Melainkan, bakteri baik yang disebut flora normal kulit."
"Saat keringat bercampur dengan bakteri ini, maka akan menimbulkan reaksi yang menyebabkan aroma tubuh menjadi tak sedap,” paparnya.
Lebih lanjut ia menegaskan, karena proses dalam tubuh ini terjadi secara alami, maka sebenarnya masalah ini normal terjadi pada setiap orang.
Baca Juga: Jangan Pernah Mencukur Habis Rambut Kemaluan Sebelum Berhubungan Intim, Ini Penjelasannya
Namun ternyata, kondisi bulu pada bagian tubuh yang memiliki banyak kelenjar apokrin pun berpengaruh terhadap aromanya, lho!
Gloria mengungkapkan, orang-orang dengan kondisi rambut kemaluan yang lebat dan panjang, membuat gesekan di area tersebut lebih besar dan dapat menimbulkan trauma kecil di kulit.
"Lebih lanjut, trauma pada kulit tersebut bisa menyebabkan infeksi masuk lebih dalam."
Baca Juga: Berniat Mencabut Rambut Kemaluan? Kenali 5 Risiko yang Mengintai Ini
"Begitu pula yang terjadi pada area vagina atau ketiak yang ditumbuhi bulu,” ungkapnya.
Karena lebih berisiko trauma dan infeksi itulah, maka bila rambut vagina lebat aroma organ kewanitaan pun lebih berpotensi tak sedap.
Sehingga, langkah melakukan trim pada bulu-bulu di area tersebut dapat mengurangi risiko bau tak sedap yang muncul dari tubuh kita.
Baca Juga: Selain Dicukur, Ini 6 Cara Lain Hilangkan Rambut Kemaluan yang Bisa Dicoba
View this post on Instagram
Cara lain untuk menghilangkan bau akibat keringat dari kelenjar apokrin tersebut, lanjut Gloria, adalah dengan suntikan botox pada orang dengan hiperhidrosis alias memiliki produksi keringat berlebih.
Tujuannya, untuk menghentikan saraf pemicu kelenjar keringat.
Walau begitu, konsultasikan semuanya dengan dokter dan ahli terlebih dulu ya Sahabat NOVA! Agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
KOMENTAR