NOVA.id - Setelah kita digigit nyamuk biasanya akan merasa gatal dan muncul bentolan.
Jika terus menerus menggaruknya tentu akan membuat bentolan memerah dan menimbulkan bekas setelahnya.
Bentol dan gatal ini bisa hilang dengan eragam obat.
Namun ternyata juga bisa hilang dengan bahan alami yang ada di dapur, lo.
Berikut 3 bahan alami yang bisa dugunakan untuk menghilangkan bekas gigitan nyamuk.
Baca Juga: Cara Membersihkan Karang Gigi Cukup dengan Keju, Ibu Harus Tahu!
1. Garam
Garam dangat mudah dijumpai di setiap dapur di rumah.
Manfaatnya tidak cuma sebagai perasa, tapi juga mampu mengobati gigitan nyamuk.
Garam memiliki sifat antiseptik dan anti-inflamasi.
Kita hanya perlu mencampur sedikit garam dalam air dan oleskan cairan pada area yang terkena gigitan.
Baca Juga: 2 Cara Menghilangkan Karang Gigi yang Menumpuk, Ibu Harus Tahu
View this post on Instagram
2. Kemangi
Kita sering menjumpai daun kemangi sebagai lalapan saat makan.
Sebuah penelitian menemukan senyawa kimia yang disebut eugenol, yang ditemukan dalam kemangi, bisa meredakan kulit gatal.
Caranya cukup mudah, pertama, kita perlu merebus 2 gelas air dan menambahkan setengah ons daun kemangi kering.
Biarkan mendidih dan dinginkan, lalu celupkan kain lap ke dalam air rebusan kemangi tersebut.
Tidak perlu repot kita hanya perlu menggosokkan dengan lembut pada bekas gigitan nyamuk.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Karang Gigi Ampuh Pakai Kulit Jeruk, Ibu Harus Tahu
3. Jeruk nipis
Jeruk nipis atau lemon punya sifat anti-inflamasi dan anestesinya.
Caranya cukup mudah, kita perlu mengiris jeruk nips lalu menggosokan pada area yang digigit nyamuk.
Kita juga bisa membuat pasta dari jus jeruk nipis dan kemangi yang dihaluskan dan kemudian mengoleskannya ke kulit.
Atau cara lainnya bisa juga dengan menggunakan daun mint sebagai ganti kemangi.
Wah, ternyata bahan di dapur tidak cuma buat memasak tapi bisa jadi obat juga ya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | kompas |
Penulis | : | Septirini Sekar Nusantari |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR