NOVA.id - Indonesia merupakan negara dengan beragam kekayaan, mulai dari suku, ras, bahasa, dan agama.
Di tengah berbagai tantangan intoleransi, keberagaman tersebut merupakan aset yang perlu selalu dijaga serta dirawat bersama.
Sebagai contoh, walaupun skor indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) rata-rata nasional Indonesia mencapai skala tinggi 73,83 pada 20191.
Namun hal tersebut tidak menutup fakta bahwa masih terdapat sejumlah kasus intoleransi di beberapa daerah di Indonesia.
Baca Juga: Ilvasto Luncurkan Pewarna Rambut Zicos yang Instan dan Ekspresif
Untuk mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan inklusif, diperlukan upaya kolaborasi lintas sektor.
Tidak hanya adil dan inklusif pada perbedaan suku, 1 Kementerian Agama RI, 2019 ras, bahasa, ataupun agama di Indonesia, namun juga pada kesetaraan gender, kesetaraan untuk penyandang disabilitas, hingga penghapusan diskriminasi dan stigma.
Unilever, sebagai perusahaan yang telah berada di Indonesia selama lebih dari 87 tahun, terus berupaya mewujudkan komitmen untuk berkontribusi pada masyarakat Indonesia yang lebih adil dan inklusif.
Baca Juga: Setelah Lama Ditunggu-tunggu, AEON Mall Tanjung Barat Akhirnya Beroperasi
“Untuk mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan inklusif, seluruh elemen masyarakat memiliki tanggung jawab untuk berbagi peran dalam melakukan berbagai upaya, mulai dari hal kecil, besar, hingga kolaborasi lintas sector,” kata Kristy Nelwan, Head of Communications PT Unilever Indonesia, Tbk, dalam program mentoring Every U Does Good Heroes yang digelar secara virtual pada Jumat sore (19/11)
“Di Indonesia kami berfokus pada upaya untuk menciptakan kesetaraan gender, kesetaraan untuk penyandang disabilitas, dan penghapusan diskriminasi dan stigma. Rangkaian komitmen ini menjadi panduan upaya jangka panjang Unilever Indonesia dan brand kami.” ujarnya.
Program Every U Does Good Heroes merupakan salah satu upaya Unilever untuk mewujudkan komitmennya melalui kolaborasi dengan para generasi muda yang memiliki visi yang sejalan dan mau sama-sama melakukan aksi nyata melalui gerakkan yang dilakukan di tengah masyarakat.
Baca Juga: Klinik Fertilitas Indonesia Hadir di Tangerang Selatan dengan Program Andalan Inseminasi Buatan
Dalam menjalankan sebuah gerakan berbasis purpose, Unilever Indonesia selalu percaya bahwa kolaborasi merupakan elemen penting dalam tahap implementasi sebuah gerakan.
Oleh karena itu, kolaborasi ide dan implementasi perlu dilakukan dengan gerakan lintas sektor, korporasi, hingga sektor pemerintah.
Menginisiasi program mentoring untuk mempertajam gagasan para 100 peserta terpilih dalam mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan inklusif.
Baca Juga: Rekomendasi Tempat Belanja Online Kebutuhan Dapur dengan Harga Miring
Kali ini PT Unilever Indonesia, Tbk menggandeng Ayu Kartika Dewi yang telah lebih dulu berkecimpung dalam gerakan yang bertujuan mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan inklusif.
Ayu Kartika Dewi, Staf Khusus Presiden RI sekaligus Co-Founder Toleransi.id mengatakan, “Dalam mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan inklusif, kita tidak boleh melakukan toleransi secara pasif.”
“Toleransi harus dilakukan secara aktif. Seluruh elemen harus ikut serta dalam menjaga keberagaman dan melindungi orang-orang yang mengalami intoleransi. Semua orang Indonesia harus ikut bergerak. Jangan sampai kita diam saja ketika melihat kejadian intoleransi,” kata Ayu.
Baca Juga: Ajinomoto Beri Edukasi untuk Calon Pengusaha Kuliner untuk Kreasikan Produk Sehat
Ayu telah membuktikan bahwa purpose yang didukung dengan kolaborasi berbagai pihak dapat berkontribusi untuk membangun Indonesia yang lebih adil dan inklusif.
Pada tahun 2013, ia telah mendirikan sebuah gerakan bernama “Sabang-Merauke” yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, pendidikan, dan keindonesiaan.
Kini, melalui platform Toleransi.id, ia ingin menyatukan kisah-kisah inspiratif tentang aksi, gerakan, dan tokoh yang berperan penting dalam menjaga toleransi di Indonesia.
Baca Juga: Lewat Tur Virtual, Ajinomoto Indonesia Beri Edukasi Pentingnya Hidup Sehat
Melalui sesi mentoring kali ini, Ayu Kartika Dewi membagikan enam aspek penting sebelum menjalin sebuah kolaborasi dengan pihak eksternal.
Enam aspek tersebut, antara lain: trust, shared value, organizational needs, audiences needs, resources, dan juga risk.
Ayu juga menyampaikan bahwa dengan individu atau organisasi melakukan analisis potensi kolaborasi melalui enam aspek tersebut sebagai indikator.
Baca Juga: Ethnic and Harmony Kembali Digelar dengan Mengusung Budaya Batak
View this post on Instagram
Sebuah gerakan akan lebih mudah dalam mengukur dampak yang akan dihasilkan dari kolaborasi tersebut.
Di samping itu, yang tidak kalah penting adalah memastikan bahwa kita melakukan kinerja terbaik dalam setiap kolaborasi. Jejaring ataupun kolaborasi yang baik serta berkelanjutan tidak akan hadir tanpa kinerja yang baik.
Sebanyak 100 peserta terpilih mendapatkan program mentoring, dengan ini diharapkan dapat membantu peserta dalam proses merumuskan ide serta implementasi strategi kolaborasi untuk mewujudkan visi besar secara bersama-sama.
Baca Juga: Crazy Rich Jambi Bagi-bagi Sembako Gratis Dengan Alumni Akpol 2004
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR