“Informasi dari kami digunakan untuk menyusun kesiapsiagaan lebih lanjut. Kami juga melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat bagaimana memahami informasi tersebut dan tindakan apa yang harus dilakukan.” tuturnya.
Ia juga mengingatkan bahwa di masa pandemi, langkah-langkah penanganan dampak bencana akan lebih menantang karena perlu dilakukan dengan cermat. Protokol kesehatan harus tetap dijaga dalam setiap tindakan karena rentan menimbulkan kerumunan dan klaster penularan.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Bekas Luka di Kaki, Cuma Modal Lidah Buaya
“Tahun ini dan tahun lalu tantangannya semakin besar karena berada di masa pandemi. Tentu langkah (yang diambil) harus lebih cermat,” tegas Fachri.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah serta Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumatera Selatan (Sumsel) Achmad Rizwan yang hadir dalam dialog tersebut turut memberikan tanggapan.
Kabupaten Bojonegoro, kata Anna, memiliki banyak kawasan hutan. Guna mencegah risiko bencana alam, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan sejumlah organ pemerintahan.
Koordinasi serupa juga dilakukan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial Kabupaten Bojonegoro, serta organisasi kemasyarakatan (ormas) dan organisasi kepemudaan.
Baca Juga: 3 Cara Menghilangkan Mual di Pagi Hari, Nggak Usah Minum Obat!
“Tak kalah penting, TNI dan Polri, Pemadam Kebakaran (Damkar) yang kini punya tugas kebencanaan, serta Linmas. Personil yang disiapkan tentunya disesuaikan dengan skala bencana,” katanya.
Di samping koordinasi tingkat pemerintah, kegiatan serupa juga dilakukan kepada masyarakat. Adapun sosialisasi dilakukan dengan mengombinasikan metode tatap muka dan saluran digital Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
“Dengan kita siaga, selalu melakukan pengecekan, sosialisasi, simulasi, maka masyarakat akan tenang (tidak panik) dan ikut bersiaga,” ujar Anna.
Senada dengan Anna, Achmad Rizwan juga menyatakan hal serupa. Menurutnya, mitigasi bencana telah diselenggarakan secara simultan sejak awal 2021. Koordinasi pun dilakukan tidak hanya dengan sejumlah pihak terkait, tapi juga masyarakat setempat.
“Masyarakat, stakeholder, pemerintah, dan swasta dilibatkan dalam satu sistem sehingga bencana dapat dihadapi saat terjadi. Kemudian juga edukasi perilaku masyarakat agar mereka sadar dan mengetahui bagaimana tindakan saat bencana terjadi,” papar Achmad.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR