NOVA.id - Di tengah situasi pandemi Covid-19, tren konsumsi makanan masyarakat pun berubah.
Kini masyarakat lebih memilih makanan yang higienis dan memerhatikan asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Plant Based food menjadi salah satu alternatif customer yang banyak diburu masyarakat saat ini.
Plant based food merupakan jenis makanan yang terbuat dari bahan-bahan nabati sebagai penganti protein dari hewani.
“Seiring dengan berjalannya waktu pola makan plant based juga semakin bervariasi dengan bermunculannya tren gaya hidup sehat seperti diet flexitarian atau diet semi vegetarian,” jelas Budi Moeliana Direktur dari PT Aneka Sarivita (ASV).
Tren makanan jenis ini juga mulai digemari oleh masyarakat khususnya anak muda. Selain karena alasan kesehatan tubuh dan imunitas agar tetap terjaga, banyak juga anak muda yang menerapkan pola makan plant based untuk alasan memperbaiki lingkungan.
Pasalnya untuk mencukupi kebutuhan daging bagi banyak orang dibutuhkan lahan, air bersih dan emisi karbon yang sangat banyak.
Baca Juga: 4 Cara Mengolah Daun Sirih untuk Atasi Masalah Kesehatan, Pasti Ampuh!
Tren Plant Based di Masa Depan
Meski booming plant based di Indonesia terjadi sejak awal pandemi Covid-19, tetapi sebenarnya pola makanan ini bukanlah sesuatu yang baru di dunia. “Di Indonesia sendiri tren ini mulai meningkat terlihat dari diperkenalkannya menu berbasis daging nabati pada beberapa restoran cepat saji terkenal di Indonesia,” katanya.
Plant based di Indonesia popular diperkenalkan oleh PROTEMIL sejak 2019, produksi PT Aneka Sarivita (ASV).
Wujudnya adalah lauk siap makan berupa daging nabati yang terbuat dari tepung kedelai dan rempah rempah pilihan. Protemil memiliki tekstur dan rasa yg mirip daging dan tidak mengandung kolestrol.
Baca Juga: Karyawan Ingin Jadi Pengusaha? Ini 3 Tips dari Founder Kata Oma
Dikemas dengan teknologi canggih dan melalui proses sterilisasi dengan suhu tinggi sehingga bebas dari mikroorganisme dan dapat disimpan dalam suhu ruang selama 12 bulan walaupun tanpa bahan pengawet.
“Sterilisasi merupakan suatu Teknik yang dapat membunuh semua mikroorganisme pada bahan pangan termasuk mikroba pathogen,” jelasnya.
PROTEMIL sangat praktis, karena dapat langsung dikonsumsi tanpa harus di olah terlebih dahulu. Dapat disajikan bersama nasi hangat, mie, salad, maupun dijadikan cemilan. Harganya pun terjangkau, hanya Rp5.000.
Sesuai dengan lidah Indonesia, maka varian rasa opor dan gulai diluncurkan pertama kali, dengan kandungan protein untuk memenuhi kebutuhan tubuh, penampilan dan tekstur yang mendekati kualitas daging hewani.
Rasa opor mengandung Mengandung 70 kkal dalam 1 takaran saji (30 g), protein 6 g, karbohidrat 3 g, lemak total 4 g dan kolesterol 0 g. Sedangkan rasa gulai Mengandung 70 kkal dalam 1 takaran saji (30 g), protein 6 g, karbohidrat 6 g, lemak total 3 g dan kolesterol 0 g.
Baca Juga: Unik! Pakai Produk SOVLO Pasti Bisa Stylish Sekaligus Dukung Karya Ilustrator Lokal
Terbaru PROTEMIL mengeluarkan rasa yaitu Rasa Balado, cocok bagi pecinta pedas yang pas. Mengandung 59 kkal dalam 1 takaran saji (25 g), protein 7 g, karbohidrat 3 g, lemak total 1,5 g dan kolesterol 0 g.
Sebelum Protemil, ASV yang didirikan oleh Ir. Herman Moeliana, mengeluarkan produk PROTEINA sejak 1990. Tujuannya untuk membantu memenuhi kebutuhan protein masyarakat Indonesia.
“PROTEINA mengandung protein nabati dari kedelai murni yang telah dipisahkan minyaknya, tanpa tambahan bahan-bahan lainnya.
PROTEINA tinggi protein, dapat diaplikasikan ke berbagai menu masakan sesuai selera konsumen serta sangat aman dikonsumsi bagi vegan, yang sedang menjalankan program diet, anak-anak dan juga ibu hamil dan menyusui,” tandasnya. (*)
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR