Lehmiller menjelaskan bahwa fantasi seksual adalah cerminan dari kepribadian individu, gaya keterikatan, dan identitas budaya.
1. Kepribadian
Lehmiller menemukan bahwa banyak fantasi mencerminkan kebalikan dari kepribadian seseorang di dunia nyata. Misalnya, seorang introvert cenderung berfantasi tentang menjadi orang yang lebih dominan.
Baca Juga: Fantasi Seks Suami Terlalu Ekstrem? Ini yang Harus Istri Lakukan
Lihat postingan ini di Instagram
2. Gaya keterikatan
Gaya keterikatan atau attachment style adalah suatu pendekatan emosional yang dimiliki oleh manusia.
Orang-orang dengan gaya keterikatan cemas dan penghindar mungkin akan mengubah diri mereka sendiri dalam segala hal dalam fantasi seksualnya.
Lehmiller berspekulasi bahwa orang-orang dengan tipe cemas yang memiliki masalah pengabaian menggunakan fantasi mereka untuk menjadi versi diri mereka sendiri yang tidak perlu khawatir tentang penolakan.
Sementara orang-orang dengan tipe penghindar yang memiliki masalah dengan keintiman menggunakan fantasi mereka untuk menciptakan jarak yang lebih emosional.
3. Budaya
Fantasi seksual juga berkaitan dengan budaya kita. Misalnya, pria akan membayangkan memiliki alat kelamin yang lebih besar dalam fantasi seksualnya, yang merupakan reaksi terhadap cita-cita tubuh.
Perlu diingat bahwa kita tidak selalu perlu merealisasikan fantasi seksual yang kita miliki.
Misalnya, jika kita sudah menikah tetapi memiliki fantasi untuk berhubungan dengan orang lain, dan apabila itu dilakukan maka hubungan dengan pasangan akan bermasalah.
Baca Juga: Coba 5 Posisi Bercinta Berdiri dengan Pasangan, Dijamin Pasti Hot
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
KOMENTAR