NOVA.id - Jumlah kasus harian Omicron di Indonesia naik drastis sejak beberapa pekan lalu.
Tingkat keterisian ranjang rumah sakit di berbagai daerah juga naik dibanding periode sebelumnya.
Pemerintah pun kembali mengetatkan aturan baik untuk sekolah online hingga kapasitas tempat umum seperti mall.
Omicron ditandai sebagai strain yang paling menular dibandingkan dengan pendahulunya.
Untungnya, mengenali gejala Omicron sedini mungkin dan mengisolasi diri dapat membantu menghentikan penyebaran.
Sebagaimana diketahui, ada beberapa gejala Omicron yang patut diwaspadai.
Mulai dari demam, batuk atau kehilangan atau perubahan rasa dan bau.
Ada baiknya Sahabat NOVA segera melakukan tes antigen atau PCR untuk mengetahui apakah ada virus Omicron dalam tubuh.
Pasalnya, meski dianggap lebih ringan dari Delta, Omicron tak bisa disepelekan.
Baca Juga: Begini Cara Mendeteksi Varian Omicron, Apakah Bisa Pakai Tes PCR?
View this post on Instagram
Apalagi, gejala Omicron makin bertambah setiap harinya.
Terbaru, sakit perut bisa jadi gejala Omicron dan perlu mendapat penanganan cepat.
Berdasarkan jutaan laporan kesehatan harian dari kontributor aplikasi ZOE COVID Study yang masuk, diketahui bahwa masalah pencernaan seperti diare, sakit perut, merasa sakit dan kehilangan nafsu makan bisa menjadi gejala COVID-19 langsung di hari-hari awal saat terinfeksi.
Laporan yang sama juga menunjukkan, jenis gejala ini cenderung mengelompok bersama, membentuk salah satu dari enam 'jenis' COVID-19 yang berbeda.
Baru-baru ini, ada peningkatan tajam dalam jumlah orang yang melaporkan gejala gastrointestinal di aplikasi dari pertengahan Desember 2021 hingga Januari 2022.
ZOE COVID Study telah melihat perubahan dalam pola gejala yang dilaporkan dalam aplikasi karena varian baru telah muncul dan lebih banyak populasi memiliki satu, dua, tiga atau bahkan empat dosis vaksin.
Gejala gastrointestinal adalah ciri umum COVID-19 di awal pandemi dengan versi asli virus, serta varian Alpha dan Delta. Jadi para peneliti ingin mengetahui lebih lanjut apakah peningkatan yang terjadi sekarang terkait dengan peningkatan varian Omicron baru-baru ini.
Namun, dengan melihat hasil tes PCR yang dilaporkan dalam aplikasi, ditemukan bahwa sementara sebagian besar orang yang melaporkan gejala gastrointestinal dites positif, ditemukan pula peningkatan proporsi orang dengan gejala ini yang dites negatif. Ada pola yang sama dengan hasil uji aliran lateral.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Omicron dapat dikaitkan dengan gejala gastrointestinal, angkanya tidak lebih tinggi dari apa yang kita lihat di Delta.
Baca Juga: Kasus Omicron Semakin Banyak, Makan Makanan Sehat Ini Menjadi Salah Satu Pencegahannya
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
KOMENTAR