Akhirnya pada 2018 Keripik Jonkeng sudah disebar di 350 outlet atau warung kelontong langganan. Setiap bulannya, satu outlet bisa menjual sampai 100 bungkus. Soal omzet, Keripik Jongkeng bisa dapat Rp50 juta sampai Rp75 juta setiap bulannya.
Baca Juga: Cara Budidaya Jamur dengan Tepat, Bisa Jadi Peluang Bisnis Baru!
Barulah setelah itu, Keripik Jonkeng mulai membuat kemasan premium ukuran yang lebih besar
untuk dijual di toko-toko oleh-oleh yang ada di Bandung, Garut, dan Jabodetabek.
Kehilangan Pasar
Tentu saja tidak ada kisah yang sempurna, begitu juga dengan perjalanan Keripik Jonkeng. Jika menilik ke belakang jatuh bangun juga mewarnai perjalanannya.
Mulai coba-coba resep dan gagal, hingga uang setoran warung dibawa kabur oleh pegawainya sendiri. Syukurnya semua itu tidak membuat Isti menyerah, sebaliknya ia jadikan semua pengalaman itu sebagai evaluasi.
Hingga akhirnya cobaan besar lain datang. Ya, di awal 2020 saat pandemi mulai masuk ke Indonesia, usaha Isti menjadi salah satu yang paling merasakan dampaknya.
Baca Juga: Cerita Sukses Kata Oma: Dari Camilan Keluarga Kini Ekspor ke 6 Negara
View this post on Instagram
Bagaimana tidak, saat itu 60 persen penjualan Keripik Jongkeng bergantung pada kantin-kantin
sekolah, maupun perkantoran yang mana saat pandemi semua tutup.
Tidak ingin terburu-buru mengurangi pegawainya, ia pun terpaksa memutar otak
bagaimana agar bisnisnya tetap beroperasi.
“Akhirnya bagaimana caranya yang kemasan besar premium ini kita kedepankan. Sambil
agar tidak melakukan PHK kita mengurangi waktu jam kerja karyawan, ibaratnya kesulitan ini dibagi rata, biar kita bisa tetap bertahan semua,” kenangnya.
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR