NOVA.id - Flexing adalah tindakan pamer harta kekayaan, yang saat ini semakin dipermudah dengan adanya fasilitas media sosial.
Orang yang melakukan flexing di media sosial biasanya memiliki berbagai kepentingan, yang utama adalah mendapatkan followers (pengikut) di media sosial.
Nah, menurut Gembong Suwito, CFP., Financial Planner dari Finansialku.com, jika dalam investasi, maka flexing digunakan untuk menggaet followers menjadi investor-investor baru.
Lihat saja kasus yang tengah hangat mengenai dua affiliator yang terjerat kasus penipuan.
"Flexing ini tujuannya sebagai campaign atau alat marketing menggaet investor baru. Kan, secara tidak langsung di dalam flexing, ketika seseorang memamerkan kekayaannya (karena investasi tertentu), ada follower yang termotivasi ingin seperti orang itu juga,” jelas Gembong saat dihubungi NOVA.
Menurut Gembong, flexing sebenarnya lumrah dilakukan.
Hanya saja, dalam dunia investasi flexing bisa mengarah pada penipuan alias investasi bodong.
Pasalnya, kekayaan dipamerkan sebagai umpan penawaran produk investasi bodong dengan iming-iming memiliki imbal hasil besar secara instan dengan risiko rendah.
Maka itu, kita harus jeli melihat produk investasi apa yang dipakaikan pola flexing.
View this post on Instagram
Baca Juga: Dari Kasus Indra Kenz dan Doni Salmanan, Kenali Modus Flexing Investasi
Apalagi, flexing ini bisa digunakan di produk investasi apa pun, termasuk saham.
Rilis Inclusivision Project, Honda Beri Wadah Teman Color Blind Ekspresikan Diri
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR