Jika sudah terjebak dalam kondisi seperti ini, kita mungkin akan merasa dilema, mana yang harus terlebih dahulu diprioritaskan pasangan atau anak?
“Sama pentingnya, tergantung situasi yang sedang dihadapi. Bila terjadi permasalahan dalam hubungan suami istri, pasanganlah yang perlu diprioritaskan. Jika terkait kepentingan anak, anaklah yang harus diprioritaskan. Itulah pentingnya kita bisa membagi peran dengan bijak,” ujar Alexandra.
Keduanya tentu saja sama pentingnya, namun untuk merawat relasi kita dan pasangan, tidak ada salahnya kita dan pasangan untuk lebih bermurah hati satu sama lain.
Baca Juga: Tips Pintar Atur Emosi Menghadapi Pasangan yang Suka Berbohong
Misalnya, dengan kembali melakukan ritual-ritual yang pernah dilakukan sebelum hadirnya si kecil, seperti saling menanyakan kabar usai bekerja, menyiapkan minum saat suami pulang dari kantor, bisa juga sekadar menyambut pasangan yang baru pulang bekerja dengan pelukan hangat.
Kebiasan-kebiasaan kecil itu sering kali tanpa sadar kita tinggalkan. Pulang bekerja hanya si kecil yang ditanyakan, pun sebaliknya bisa jadi kita juga lupa menyambut suami pulang karena sibuk dengan si kecil.
Ingat, anak-anak yang orangtuanya saling mencintai akan merasa jauh lebih bahagia dan aman, jika dibandingkan dengan anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang tidak harmonis.
Baca Juga: Melaporkan Pasangan KDRT Bukan Aib, Kapan Korban Harus Bicara?
View this post on Instagram
Selain itu, kita sebagai orangtua adalah role model bagi anak, sehingga akan lebih baik jika anak mengetahui gambaran hubungan relasi yang baik dari orangtuanya sendiri.
Pada akhirnya juga ia akan belajar bagaimana memperlakukan orang lain dan pasangannya
kelak. Yuk! mulai besok, kita saling perhatian lagi dengan pasangan.
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR