NOVA.id – Siswi dari SMK MU Banat, Kudus, Jawa Tengah, mengundang decak kagum fashionista yang hadir dalam gelaran MUFFEST+ 2020 di Grand Ballroom The Ritz-Cartlon, Pasific Place, Jakarta Selatan.
Betapa tidak, salah satu sekolah binaan Djarum Foundation ini hadir di sana dengan menampilkan karya fashion bertema Luwur, dari brand fashion yang dinamainya Zelmira.
Bahkan, saat melenggang di runway salah satu acara fashion muslim paling bergengsi di Indonesia ini, koleksi mereka mendapat sambutan dan tepuk tangan yang meriah.
Selebgram dan juga fashion enthusiast Irani Vianza saja melayangkan pujian setelah melihat koleksi Luwur yang dipakai oleh delapan muse di runway.
“Saya awalnya tidak menyangka kalau ini buatan anak SMK. Karena look dan detailnya sangat bagus, apalagi begitu tahu kalau ternyata Luwur mengangkat konsep kearifan lokal.”
“Menurut saya ini hal yang unik sekaligus keren, karena bisa mengaplikasikan konsep itu menjadi busana yang desainnya khas banget," tegas Irani usai menyaksikan karya-karya Zelmira tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh desainer profesional, Ali Charisma. Lelaki kelahiran Bali ini mengapresiasi karya Luwur dari Zelmira yang dinilainya sangat wearable sehingga mudah diserap oleh pasar.
Sementara, dari sisi desain, Ali juga berharap Zelmira tetap mampu memadukan tren fashion yang sedang berkembang dengan kearifan lokal yang ada di Indonesia. “Dari karya Zelmira ini bertema Luwur, menurut saya anak-anak SMK NU Banat sudah memiliki identitas yang jelas, yaitu membuat pakaian yang wearable dengan mengusung nilai-nilai historis bangsa sehingga saya sangat yakin karya-karya ini bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat,” katanya.
Dia juga berharap, Zelmira beserta konsep yang diusungnya bisa menjadi lokomotif dan menginspirasi sekolah-sekolah kejuruan lain di Indonesia untuk melakukan pola serupa. Sehingga nantinya kita bisa melihat lahirnya desainer-desainer muda dari kalangan SMK di penjuru Indonesia.
Baca Juga: Rangkuman MUFFEST+ 2022 Day 2: Kolaborasi Perajin Kain Daerah dan Desainer Lokal-Nasional
Salah satu siswi SMK NU Banat yang juga tergabung sebagai tim desainer Zelmira, Dewi Rosita, mengaku antusias sekaligus bahagia, karena ia bersama timnya dapat memamerkan koleksi Luwur di fashion show bergengsi level nasional tersebut.
Bagi Dewi, keikutsertaan mereka di MUFFEST+ 2022 dapat memperkaya wawasan akan perkembangan dunia fashion.
“Kami merasa bangga bisa berpartisipasi di MUFFEST+ 2022. Karena banyak sekali brand fashion dan juga lebih dari 100 desainer kenamaan yang meramaikan acara ini sehingga ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami tentang perkembangan dunia fashion,”
“Yang kelak bisa menjadi insipirasi dalam menghadirkan koleksi-koleksi selanjutnya. Selain itu kami juga berharap di ajang ini brand Zelmira bisa semakin dikenal oleh masyarakat luas,” ujar Dewi.
Selain Dewi, terdapat tiga siswi SMK NU Banat lainnya yang ikut ambil bagian dalam eksibisi ini yaitu Munira, Fathin Naziha dan Najla Mufida Azmi. Keempatnya merupakan siswa kelas XII jurusan Tata Busana.
Tak hanya menampilkan karya terbaru di runway, mereka juga membuka booth agar para penikmat fashion dapat melihat lebih dekat dan memiliki karya-karya terbaru Zelmira.
Menariknya, dalam waktu tiga hari gelaran MUFFEST+ 2022, ratusan pakaian yang mereka pajang di booth tersebut habis terjual. Bahkan, demi menampung antusiasme masyarakat, Zelmira membuka pre-order yang dapat dipesan melalui situs belanja online Blibli.com.
“Selain memajang koleksi terbaru, melalui booth ini kami bertujuan agar bisa menjalin interaksi dengan konsumen. Namun, ternyata apresiasi dari pengunjung begitu tinggi sehingga ratusan pakaian yang kami bawa dari Kudus habis terjual. Hal ini membuat kami semakin termotivasi untuk melahirkan karya-karya inovatif di koleksi selanjutnya,” sahut Fathin.
Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Galuh Paskamagma mengungkapkan, melalui keterlibatan di MUFFEST+ 2022, para siswi dilatih mengasah kemampuan soft skills mereka sebagai seorang desainer, khususnya dalam hal berinteraksi kepada konsumen dalam menjelaskan tema yang dipilih, material yang digunakan sehingga meyakinkan konsumen untuk bertransaksi.
Baca Juga: Koleksi Batik dengan Pewarna Serbuk Kayu Ulin Karya Lia Afif Dipamerkan di IFW 2022
Lihat postingan ini di Instagram
Hal tersebut selaras dengan tujuan Zelmira sebagai Teaching Factory yang merupakan bagian dari proses belajar di SMK. Melalui metode tersebut, para siswa dituntut untuk bisa menerapkan keterampilan yang dipelajari di sekolah menjadi sebuah karya berkualitas yang dapat bersaing di pasaran.
“Untuk itu, kegiatan di MUFFEST ini menjadi salah satu kesempatan untuk siswa SMK NU Banat Kudus mempraktekkan hard skills dan soft skills yang selama ini di pelajari di sekolah. Selain bisa berkarya melalui desain kreatif, ini juga menjadi kesempatan besar karena bisa terjun langsung dan menghadapi kondisi pasar yang sebenarnya,” jelas Galuh.
Lebih lanjut, Luwur sendiri merupakan tradisi turun-temurun di Kudus yang merujuk pada sebuah kegiatan tahunan membuka dan mengganti kain kelambu pembungkus nisan dan cungkup makam Sunan Kudus.
Biasanya, prosesi tersebut dilakukan setiap tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriyah. Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan atas jasa-jasa yang telah dilakukan Sunan Kudus bagi penduduk sekitar.
Dan pada proses pembuatan koleksinya, Zelmira selalu melibatkan banyak siswa dengan keahlihan yang beragam agar koleksi yang diusungnya ini bisa tampil sempurna tapi dengan tenggat waktu yang ketat.
Dengan demikian, para siswa harus bisa berkomunikasi dan berkolaborasi dan menerapkan pola piker kreatif supaya bisa menghasilkan produk yang berkualitas dan memberikan warna baru pada setiap koleksinya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store. (*)
Penulis | : | Siti Sarah Nurhayati |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR