NOVA.id - Industri pakaian merupakan penyumbang limbah terbesar kedua di dunia.
Jutaan pohon ditebang setiap tahunnya untuk memproduksi tekstil dan puluhan ton tekstil berujung menjadi limbah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Dari banyaknya pakaian bekas yang menjadi limbah, hanya seperempat di antaranya didaur ulang dan didonasikan.
Pola yang dibiarkan berkepanjangan telah menyumbangkan emisi karbon dalam jumlah yang tidak sedikit untuk bumi ini.
Kekhawatiran terhadap isu ini kemudian membawa Setali untuk bergerak mengurangi jumlah emisi karbon yang dihasilkan oleh limbah pakaian dengan cara yang menarik.
Sebagai sebuah gerakan sosial yang berfokus pada problematika limbah pakaian dan lingkungan, Setali memberi kehidupan baru untuk pakaian bekas dan limbah tekstil yang ditolak atau tidak terjual dengan mengubahnya menjadi sebuah kreasi yang menginspirasi.
Istilah slow fashion dan upcycle menjadi prinsip utama yang dibawa Setali dalam menghasilkan tiap kreasinya.
Selain bertujuan untuk mengolah limbah pakaian, Setali juga berupaya untuk meningkatkan mata pencaharian orang-orang yang turut membantu produksi dan pengolahan limbah pakaian tersebut.
Setiap orang dapat berkontribusi dengan menyumbangkan pakaian bekas mereka yang kemudian dapat digantikan oleh barang daur ulang yang lain.
Baca Juga: Plasticpay: Sambil Jaga Lingkungan Dapet Cuan, Tukar Sampah Plastik dengan Saldo E-Wallet
View this post on Instagram
Andien Aisyah, salah satu pendiri dari Setali, menyampaikan, "Setiap pembelian hasil produk daur ulang akan dimanfaatkan untuk memberdayakan para pengrajin lokal dan komunitas penjahit lewat pelatihan dan berbagai kegiatan peningkatan keterampilan."
Mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menyadari pentingnya isu ini, Setali meluncurkan ekshibisi bertajuk Barang Lama Bersemi Kembali yang bertempat di ASHTA District 8, didukung oleh Bank Mandiri.
Masih dengan misi untuk memberikan kehidupan baru pada pakaian bekas, Setali juga melalui ekshibisi ini ingin berbagi pengetahuan tentang daur ulang limbah dan kegiatan upcycle pada pengunjung.
Pemilihan lokasi di ASHTA District 8 juga sejalan dengan prinsip lingkungan dan upaya berkelanjutan yang dipegang oleh ASHTA District 8.
Bersama-sama, ekshibisi ini akan menunjukkan tiga pilar Setali, antara lain Setali Goods (produksi barang daur ulang), Setali Collaboration (projek kolaborasi untuk membesarkan dampak), dan Setali Education (pelaksanaan lokakarya untuk edukasi masyarakat).
Tidak hanya menampilkan berbagai produk daur ulang, ekshibisi Barang Lama Bersemi Kembali juga edukasi melalui kegiatan-kegiatan upcycling workshop, live upcycling, jasa vermak, serta rangkaian infografis.
Sebagai bentuk realisasi pilar Setali Collaboration, terdapat juga pilihan produk hasil kolaborasi Setali dengan beberapa brand fesyen, tekstil dan furniture.
Pada pameran ini Setali menampilkan koleksi furniture dengan Tejas yang menggunakan kain perca.
Selain itu terdapat pilihan kreasi busana upcycle kolaborasi dengan beberapa brand lokal seperti Nonarara, Gaea Home dan Arte Wear. Pengunjung juga dapat menyalurkan pakaian bekas yang nantinya akan diserap oleh Setali dan Pable sebagai bentuk kolaborasi lainnya.
Berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga 26 Juni 2022, pengunjung bisa ikut ambil peran dalam mengurangi emisi karbon bersama Setali dan ASHTA District 8.
Setali percaya bahwa setiap orang bisa memberikan dampak yang berarti dengan mengimplementasikan slow fashion, salah satunya dengan menyumbangkan dan membeli produk upcycle atau daur ulang.
"Makna sebuah pakaian lebih dari sekadar membeli, namun bagaimana setiap helai dapat bersemi."
Baca Juga: Sayangi Bumi Dengan 5 Rekomendasi Alat Rumah Tangga Ramah Lingkungan Ini
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR