NOVA.id - Berita mobil terbakar tak sekali dua kali kita dengar terjadi di jalan raya. Beberapa waktu lalu viral di media sosial video yang menampilkan sebuah mobil terbakar di SPBU.
Kejadian demi kejadian yang muncul di media sosial soal kendaraan yang terbakar sudah selayaknya membuat kita lebih waspada.
Pertamatama dengan mengetahui penyebab risiko kendaraan terbakar. Menurut Jusri Pulubuhu, pakar keamanan berkendara, sekaligus Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC),
kebakaran api bisa disebabkan oleh tiga unsur yang saling bertemu.
Adapun ketiga unsur itu yakni oksigen atau udara, bahan bakar, baik berupa bensin, solar, kertas, plastik, kulit, serta hal yang bisa terbakar lainya.
Baca Juga: Tips Tetap Fokus Mengemudi Saat Berpuasa, Hindari AC Berlebih hingga Harus Pintar Atur Emosi
Dan ketiga adalah adanya panas, baik yang dihasilkan oleh api langsung ataupun panas dari luar. Misalnya knalpot atau mesin yang panas, dan juga panas yang disebabkan oleh korsleting.
“Masyarakat harus paham caracara memisahkan ketiga unsur yang menyebabkan kebakaran yaitu udara, bahan bakar, dan panas,” kata Jusri, saat dihubungi NOVA.
Lebih lanjut, yang terjadi di lapangan, kebanyakan kebakaran mobil disebabkan oleh kecelakaan yang menyebabkan selang bahan bakar yang bocor dan korsleting listrik.
Sementara itu, jika kebakaran terjadi pada mobil yang sedang tak dipakai, kata Jusri, “Mobil yang sedang diam, biasanya overload dari pada kabel-kabel instalasi tambahan yang ada pada
mobil yang over kapasitas.”
Baca Juga: 5 Tips Konvoi Motor Tetap Aman, Jangan Lupa Istirahat Sesuaikan Usia
Nah, kini setelah tahu risiko-risiko penyebabnya, selanjutnya bagaimana cara kita bisa mengantisipasi risiko ini?
1. Wajib Sediakan APAR
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR