NOVA.id - Cara agar anak suka makan tidak hanya dilihat dari kualitas makanan.
Psikolog Irma Gustiana Andriani, M.Psi. melihat pentingnya faktor psikis anak.
"Makan itu bukan sekedar makan, tapi sangat mempengaruhi pembentukan perilaku dan psikis seseorang."
"Bukan terkait makanan, tapi deliveringnya. Konsepnya adalah persepsi (pengetahuan, pandangan) dan bagaimana dia bertindak pada makanan itu," ujarnya dalam Webinar Amankah MSG untuk Anak dan Solusi Tumbuh Kembang Anak yang Optimal, Selasa (02/08).
Orangtua harus mengambil langkah agar anak fokus pada pengenalan makanan yang masuk ke tubuh mereka.
"Sekarang makan seringkali ditemani gadget. Sehingga kadang-kadang anak tidak meresapi rasa makanan yang dikonsumsi. Fokusnya ada pada apa yang tampak di layar."
"Maka menjadi penting bagi orangtua untuk menegaskan 'makan ya makan'," sambungnya.
Jika anak tidak dilatih sejak ini untuk mengenal makanan mereka sendiri, maka akan ada dampak di masa depan.
Dari aspek psikologi, anak bisa mengalami emotional feeding conflict.
Baca Juga: Tahu Jeletot Pedas Nikmat Jadi Teman Nasi Hangat, Ini Resepnya
"Konflik yang terbentuk saat waktu makan tiba, bagi sebagian anak terutama yang sensitif, makan itu dipahami sebagai kejadian yang tidak menyenangkan. Ini akan terlihat ketika sudah dewasa."
"Anak jadi menolak makan, ibu jadi frustasi. Ada emotional feeding conflict," jelasnya.
Tidak hanya dari anak, psikis ibu juga bisa memperburuk situasi yang ada.
"Belum lagi ibu banyak belajar parenting dari sosial media dan membandingkan anak sendiri dengan orang lain."
"Oh kok anak si ini bisa doyan makan ya. Kok si itu mau makan sayur ya."
Anak yang terus dibandingkan pada akhirnya memiliki persepsi yang tidak menyenangkan saat makan, apalagi bersama ibu.
Kondisi itu membuatnya enggan makan dan berujung kebutuhan gizi tidak terpenuhi.
"Bisa juga menimbulkan disharmoni. Akibatnya, anak menolak makan karena masalah psikis tersebut."
Untuk mencegah hal itu, ibu bisa melakukan beberapa hal ini:
Baca Juga: Bahannya Murah Meriah, Ini Resep Gulai Tahu dan Tempe yang Lezat
View this post on Instagram
- Buat jadwal makan yang teratur
- Setiap anggota keluarga memiliki komitmen untuk menjadi contoh saat makan (tidak ada distraksi tv atau ponsel)
- Batasi durasi makan selama 30 menit
"Waktu makan itu idealnya 30 menit karena cita rasa berubah, gizi menurun. Tapi jika memang belum selesai ya sudah selesaikan dulu saja," ujar Irma.
- Ajari anak untuk makan sendiri sesuai usia dan perkembangannya
- Akhiri kegiatan makan jika anak tantrum
Jika anak sudah menyukai makanan mereka, maka kebutuhan gizi akan lebih mudah terpenuhi.
Ini akan membantu tumbuh kembang anak lebih optimal nantinya.
Yuk mulai perbaiki kebiasaan makan dari sekarang!
Baca Juga: Resep Chicken Pok-pok untuk Bekal Anak Sekolah, Lezat dan Renyah
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR