Ia menjelaskan, perubahan signifikan baru akan terlihat, misalnya Prabowo Subianto tidak jadi maju menjadi calon presiden dari Partai Gerindra.
"Itu mungkin akan memengaruhi suara elektabilitas Gerindra atau kemudian dipaksakan Airlangga untuk jadi calon presiden, itu juga akan mengubah Golkar," kata Hendri kepada Kompas.com, Selasa (27/09).
Menggaet pemilih muda
Untuk menggaet para pemilih muda ini, Hendri menilai partai bisa memberikan ruang dan peran luas kepada mereka.
"Jadi buka saja ruang diskusi anak-anak muda seluas-luasnya. Itu yang paling ampuh," jelas dia.
Hendri menuturkan, partai-partai akar rumput seperti PDI-P dan PKS mungkin akan tetap stabil dan tidak banyak terpengaruh oleh perubahan demografi pemilih ini.
Hal senada juga kemungkinan akan dialami oleh PKB yang masih menjadi satu-satunya partai politik untuk Nahdliyin.
Namun, nasib berbeda kemungkinan akan dialami oleh PAN dan PPP.
"Karena akrobat PPP yang masuk dalam partai penguasa justru tidak menguntungkan mereka secara elektabilotas, mereka turun terus bahkan hampir tidak lolos ke Senayan," ujarnya.
"Sementara PAN yang ditinggal Amien Rais, akan menemukan kesulitan yang lumayan besar kalau tidak berhasil melakukan gerakan-gerakan kampanye yang mumpuni," sambungnya.
Dalam melihat pergeseran peta politik, Hendri menyebut ada beberapa variabel tambahan yang harus dilihat, seperti kemantapan pilihan.
Baca Juga: Menilik Peran Penting Perempuan dalam Politik Indonesia Jelang Tahun Demokrasi
View this post on Instagram
"Apakah sudah mantap atau masih berubah, terus kemudian kalau masih bisa berubah, kapan mereka menentukan, apakah saat di TPS atau H-3 atau saat kampanye," tuturnya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pemilu 2024 Didominasi Pemilih Muda, Apakah Peta Politik Akan Berubah?.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Presi |
Editor | : | Presi |
KOMENTAR