NOVA.id - Jelang Pemilu 2024, keterlibatan perempuan dalam politik Indonesia cukup menjadi sorotan.
Meskipun masih terbatas, perempuan kini memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mencalonkan diri sebagai wakil rakyat.
Jika kita kilas balik, perjuangan perempuan erat dengan tokoh pahlawan seperti RA Kartini dan Dewi Sartika.
Namun tahukah Sahabat NOVA tentang kisah menarik Perhimpunan Istri Sedar yang merupakan cikal bakal pergerakan politik perempuan di Indonesia?
Perhimpunan Istri Sedar dibentuk pada 1927 dan diresmikan pada 22 Maret 1930. Perhimpunan ini muncul atas dasar permasalahan perempuan Indonesia yang merebak.
Memperbaiki dan menjunjung tinggi derajat kaum Indonesia, tidak terbatas pada kalangan perempuan atas.
Perhimpunan Istri Sedar aktif mengadakan kongres dan pelatihan bagi para perempuan.
Hal tersebut untuk mencapai persamaan hak dan keadilan antara perempuan dan laki-laki dalam pergaulan.
Selain itu, untuk menuju kesadaran perempuan Indonesia dan derajat untuk melekaskan dan menyempurnakan Indonesia merdeka.
Bagi Istri Sedar, perjuangan perempuan sewajarnya masuk ke lapangan ke politik dan tidak hanya cukup memajukan kesejahteraan seperti di negara merdeka.
Dalam mempersoalkan masalah kebebasan dan keleluasaan perempuan, dibentuk Pemuda Indonesia dan Putri Indonesia.
Baca Juga: Pemilu 2024, Ganjar Pranowo Siap Maju Jadi Capres: Suara Rakyat Tak Boleh Diabaikan
Istri Sedar berdiri netral terhadap agama apapun dan dibangun untuk kaum perempuan terpelajar dan dari rakyat jelata bersama-sama.
Kedudukan Istri Sedar bukan sekedar organisasi yang terjun secara langsung di bidang politik.
Namun, merupakan organisasi anti penjajah yang menyarankan anggotanya menjadi bagian dari politik negeri.
Karena posisi politik yang dapat diisi oleh perempuan merupakan salah satu usaha perbaikan status perempuan di Indonesia.
Istri Sedar membentuk tiga komisi dalam organisasi untuk mengatasi masalah sosial yang dialami oleh perempuan.
Tiga komisi tersebut, yaitu:
- Komisi Besar untuk kursus
- Komisi Besar untuk sekolah
- Komisi besar untuk penyelidikan pekerjaan perempuan Indonesia
Istri Sedar juga aktif dalam menulis semangat anti penjajah, semangat anti diskriminasi dan berbagai keberhasilan kaum wanita dunia.
Hasil tulisan tersebut dituangkan dalam Majalah Sedar yang terbit setiap bulan.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Bawaslu Siapkan Tim Pengawas Sosial Media
View this post on Instagram
Organisasi yang bergerak netral tersebut mulai bergerak secara "galak", salah satunya terhadap adanya poligami dan pernikahan dini.
Perempuan harus bebas untuk mengatur hidupnya tanpa harus dikuasai oleh suami.
Selain itu, pernikahan dini juga berdampak kurang baik dalam kesehatan istri.
Pada kongres II, Perserikatan Perkumpulan Istri Indonesia (PPII) pada 20-24 Juli 1935, Organisasi Istri Sedar menyatakan keluar dari Kongres.
Hal ini karena perbedaan pandangan yang mengakibatkan perselisihan dengan wakil seksi Wanita Permi.
Dalam langkah politiknya, Istri Sedar terus mendapatkan dukungan dan bantuan dari kaum nasionalis kiri dan istri anggota Partai Nasional Indonesia (PNI).
Selain aktif dalam memperjuangkan hak perempuan, Istri Sedar juga aktif dalam propaganda menyuarakan antikolonial sebagai konsekuensi dari keyakinan nasional yang radikal.
Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia 1942, semua organisasi perempuan dilarang, termasuk Organisasi Istri Sedar.
Pasca kemerdekaan, bergagai organisasi perempuan tumbuh, di antaranya Wanita Marhaen dan kelanjutan Istri Sedar.
Istri Sedar diubah menjadi Gerakan Wanita Sedar (Gerwis) pada1950 yang merupakan leburan dari enam organisasi keistrian.
Pada 1954 Gerwis berganti nama menjadi Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani).
Baca Juga: Profil Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang Didukung PSI Jadi Capres 2024
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Istri Sedar: Pergerakan Politik Perempuan Pertama di Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR