NOVA.id - Disadari atau tidak, perilaku flexing di media sosial bisa mengganggu mental kita. Apalagi kalau kita tak punya cukup bekal pengetahuan, bahwa apa yang ditampilkan di media medsos itu kebanyakan hanya menampilkan sisi baik dari kehidupan saja.
Tiba-tiba kita sudah merasa insecure dan tak percaya diri melihat pencapaian dan kehidupan orang lain yang lebih wow di media sosial, ujung-ujungnya berpengaruh terhadap kesehatan mental.
Lantas bagaimana, sih, cara agar kita terhindar dari rasa insecure, minder, atau tidak percaya diri melihat konten flexing di medsos? Nah, berikut ini Sri Wulandari, M.Sc., M.Psi., Psikolog., psikolog dari PION Clinician, memberikan tipsnya khusus Sahabat NOVA. Apa saja?
Baca Juga: Iqbaal Ramadhan Ternyata Suka Pakai Baju Bekas, Bukan untuk Berhemat
1.Detoks Medsos
Jika dirasa medsos sudah mengganggu hidup Anda, bahkan Anda mulai merasa sulit fokus dengan kehidupan pribadi, mugkin sudah saatnya untuk detoks media sosial.
Caranya, Anda bisa mute, unfollow, bahkan memblokir akun-akun yang sekiranya membuat Anda terganggu.
Atau kalau memungkinkan, bisa juga sekaligus meng-uninstall aplikasi media sosial yang ada di gawai Anda.
2.Buat Alarm
Untuk sebagian orang, sulit meninggalkan media sosial sepenuhnya. Apalagi bila pekerjaannya memang mengharuskan mereka membuak medsos. Solusinya bisa membuat alarm untuk membatasi waktu penggunaan media sosial.
Baca Juga: Hindari Tipu-Tipu Affiliator, Kenali Ciri-Ciri Flexing dalam Investasi
3.Fokus Kejar Kebahagiaan di Dunia Nyata
Tak kalah penting, cobalah untuk fokus mengejar kebahagiaan dan pencapaian di dunia nyata. Pasalnya, jika Anda sudah merasa bahagia dan merasa cukup di dunia nyata, tidak akan mudah terpengaruh dengan apa pun yang ada di luar, termasuk komentar ataupun perkataan orang lain kepada Anda.
“Jadi mengejar kebahagiaan di dunia nyata itu sebenarnya kayak pelindung kita dari konten flexing di sosmed,” ujar Wulan.
Baca Juga: Dari Kasus Indra Kenz dan Doni Salmanan, Kenali Modus Flexing Investasi
View this post on Instagram
4.Bangun Relasi Bermakna
Terakhir, cobalah untuk membangun relasi yang bermakna bersama orang yang kita kenal di dunia nyata.
Karena dengan relasi tersebut, menurut Wulan, kita bisa lebih mendapatkan gambaran utuh tentang kehidupan yang sebenarnya. Misal, teman kita adalah orang yang sukses, sering liburan, memiliki pencapaian yang tinggi.
Tapi di sisi lain, kita juga tahu bahwa apa yang ia dapatkan tak datang begitu saja. “Mereka juga misal ke kantor jam 5 pagi pulang jam 10 malam. Jadi kita tahu, oh iya, ya, selalu ada dua sisi dalam kehidupan.”
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA, setiap Kamis siang.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR