Bahkan ketika perusahaannya lenyap, seseorang tetap berstatus founder dari perusahaan tersebut.
Berbeda dengan founder, status owner bisa berpindah kapan pun sesuai dengan pemegang saham tertinggi.
Contohnya, perusahaan X memiliki 15 juta lembar saham. Saat go publik, keluarga Ale membeli 8 juta lembar di antaranya. Maka bisa dipastikan bahwa Keluarga Ale adalah owner perusahaan X yang baru.
Sementara itu, CEO adalah jabatan tertinggi di perusahaan yang bisa saja tidak menjadi pemilik usaha tersebut.
Dia mendapat jabatan puncak karena dedikasinya yang baik ditunjang dengan aspek lain selain kepemilikan-meskipun hal ini bisa terjadi.
Ketika telah berbisnis, kita bebas menempatkan diri sebagai founder, owner, atau keduanya.
Umumnya, di bisnis skala kecil, founder merangkap sebagai owner dalam operasionalnya.
Nah, perbedaan kedua posisi tersebut akan terasa pada perusahaan besar.
3. Tugas yang dijalankan
Dilihat dari tugasnya, founder adalah orang yang pertama kali menemukan bisnis.
Maka, dia akan menjalankan tugas-tugas dasar menyusun Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) terkait legalitas operasional perusahaan.
Baca Juga: Ciri Perempuan Mandiri dan Keuntungannya, Apakah Kamu Termasuk?
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
KOMENTAR