“Saat anak pertama saya dilempar ke lantai sampai dia enggak bergerak. Kena bagian dada dan dagu. Waktu itu aku khawatir dia meninggal. Aku cek alhamdulillah masih bernapas. Tapi, tetap ada penyerangan dari mantan suami. Saya tetap dipukulin, tetap diajakin adu argumentasi, sampai akhirnya berhenti setelah melihat dagu anak saya miring,” curhatnya.
Usai berhasil melarikan diri, Dini pun melaporkan sang suami ke kantor polisi. Karena masih merasa sangat trauma, ia dan dua anaknya tinggal di rumah aman milik Polda Jawa Timur.
Baca Juga: Putuskan Berhenti Jadi Manajer, Sosok Dewi Harlas Kini Sukses Ekspor Bulu Mata
Belajar Bela Diri
Laporannya pun membuahkan hasil. Sang mantan berhasil dijebloskan ke dalam penjara. Namun, hal tersebut tak lantas membuatnya tenang.
“Aku takut banget kalau orang yang cuma dapat hukuman tiga bulan ini setelah keluar, misal menyerang aku sama anak-anak lagi,” ujarnya.
Akhirnya, sambil menjalankan proses penyembuhan traumanya, Dini pun berinisiatif untuk mencari tempat belajar bela diri.
Kata Dini, “Kalau bisa bela diri setidaknya tahu nanti kalau misal ditampar, ditendang kayak dulu lagi tahu bagaimana cara bertahannya.”
Baca Juga: Nova Adriyanti Rela Resign Demi Anak Jalanan Pintar dan Bisa Sekolah
View this post on Instagram
Ia pun menemukan bela diri khusus perempuan Women Self Defense of Kopo Ryu (WSDK). Siapa sangka, meskipun awalnya hanya ikutan kelas dasar Dini malah dibuat ketagihan mengikuti kelas WDSK hingga ke jenjang master. Bahkan memutuskan untuk menjadi pengajar WSDK.
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR