Kejadian yang begitu cepat membuat kedua korban tak sempat menyelamatkan diri, karena suara ledakan disusul nyala api yang makin membesar dari dalam rumah.
"Warga lalu mendobrak pintu masuk dengan maksud menyelamatkan pemilik rumah," ujar Zahari.
Setelah pintu rumah berhasil terbuka, warga melihat Dimas Angga bersama istrinya berusaha turun dari lantai 2 dengan kondisi tubuh terbakar.
"Kedua korban segera dievakuasi warga ke luar rumah, lalu dilarikan ke rumah sakit terdekat," jelas Zahari.
Nahas, Dela meninggal saat menjalani perawatan medis pada Minggu (11/12), sementara sang suami akhirnya juga meninggal dunia pada Jumat (16/12) di RS.
Baca Juga: Wajib Disimak! Berikut 5 Layanan Kesehatan yang Akan Ditanggung oleh BPJS Kesehatan
Saiful Anwar (RSSA) Malang. Menurut Zahari, kedua korban mengalami luka bakar hampir 80 persen di tubuhnya.
Semua perabotan dan barang-barang berharga di dalam rumah korban juga ludes terbakar. Kerugian material diperkirakan mencapai Rp100 juta.
"Semua isi rumah, kasur, lemari, TV, meja, dan lainnya hangus terbakar," tuturnya.
Berdasarkan penyelidikan sementara, diduga kebakaran terjadi akibat korsleting yang mengakibatkan ponsel milik korban meledak saat diisi daya baterai.
"Korban mengaku saat diisi daya baterainya, (ponsel) sambil dipakai, sehingga kemungkinan panas, kemudian meledak bersamaan dengan korsleting listrik," ujar Zahari.
Proses pemadaman kebakaran sempat terkendala karena mobil pemadam kebakaran Kabupaten Pasuruan tidak dapat mengakses area tempat kejadian perkara (TKP), karena berada di jalan gang sempit.
"Api bisa dipadamkan oleh warga sekitar dengan alat seadanya, dan berhasil padam sekitar pukul 23.30 WIB," pungkas Zahari.
Semoga kejadian seperti ini menjadi pelajaran bagi kita semua ya.
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR