“Animonya langsung tinggi banget. Jadi mereka itu seperti dapat solusi, yang tadinya misalnya pas lebaran anak-anaknya lihat cookies di mana-mana tapi mereka enggak bisa makan, akhirnya sekarang bisa dengan bawa sendiri cookies-nya beli di kita. Bentuknya mirip dengan rasa yang enak juga, kan,” tuturnya.
Seiring berjalannya waktu, pasarnya pun semakin luas ditambah dengan aneka produk yang semakin banyak.
Setidaknya saat ini terdapat 200 varian produk yang dijualnya, mulai dari aneka jenis keripik, cookies, kerupuk, abon, serbuk minuman, brownies.
Hingga kebutuhan bumbu dapur seperti kecap, bumbu pecel, bumbu kaldu ayam, dan masih banyak lagi.
“Dengan bertambahnya pelanggan kita, penyakitnya kan semakin banyak macamnya, jadi banyak konsumen suka request saya enggak bisa makan ini itu. Banyak banget pantangannya, minta bikinin cookies karena enggak pernah bisa makan cookies, bahan-bahannya hanya bisa tertentu misalnya, akhirnya kita coba riset,” kata Difansa.
Baca Juga: Shirley M. Oslan Rintis Mad For Makeup dengan Modal 800 Ribu Saja!
Bukan tanpa alasan mengapa ia mau membuat berbagai produk permintaan konsumen—meskipun harus terus melalui trial and error.
Ia tahu betul bagaimana rasa jenuh yang dirasakan orang yang memiliki banyak pantangan, dan sulitnya menemukan makanan enak.
Produk yang saat ini tersedia diantaranya cocok bagi mereka yang menderita, diabetes, ADHD, auto-Immune, kanker, hipertensi, alergi-alergi khusus, kulit sensitif, Alzheimer, gerd (asam lambung), lactose intolerant, gluten intolerant, dan masih banyak lagi.
Lebih lanjut, produk yang ditawarkan bebas dari beberapa zat makanan. Di antaranya bebas gluten, casein, refined sugar, kedelai, kacang, seafood, pewarna makanan kimia, MSG, dan pengawet.
Menariknya, hingga saat ini tak banyak pesaing atau pun produk serupa di pasaran.
Baca Juga: Marawa Handmade Fashion, Cetuskan Ciri Khas Baru yang Bikin Sukses
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR