Tapi, risiko itu juga disebabkan oleh gaya hidup yang tidak baik.
"Jadi bukan gara-gara makan mi saja (penyebab gangguan pembuluh arah dan jantung), tapi keseluruhan gaya hidup," jelasnya.
Begitu pula dengan penjelasan dari ahli gizi dari UGM Harry Freitlag Luglio Muhammad.
Terkait apakah konsumsi mi bisa menyebabkan gangguan pembuluh darah dan jantung, Harry menilai tidak semua mi berbahaya.
"Yang bahaya adalah sering mengonsumsi mi instan yang berkadar garam tinggi," ujarnya, Jumat.
"Jadi yang buat masalah penyakit jantung dan pembuluh darah bukan karena 'mi' nya tapi karena garam yang ada pada mi instan," tambah Harry.
Ia pun menyarankan agar kita memilih mi yang rendah garam.
"Sekarang sudah banyak pilihannya. Di label kemasan biasanya ada panduan berdasarkan nilai natrium pada mi instan," jelas Harry.
Di sisi lain, Harry juga menjelaskan bahwa makan mi pakai nasi bisa membuat konsumsi gizi yang tak seimbang.
"Nasi sumber karbohidrat dan mi sumber karbohidrat. Jadi kurang zat gizi lain seperti protein lemak baik, vitamin, dan mineral," ucapnya.
Sehingga, kita perlu menambahkan santapan lain seperti sayur dan lauk untuk melengkapi asupan gizi. Kalau untuk lauk, tidak perlu daging. Kita bisa memakan telur, tahu, atau tempe. (*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Presi |
Editor | : | Presi |
KOMENTAR