Mengutip Kompas.com dari Healthline, risiko terbesar berhubungan seks saat menstruasi adalah darah yang akan mengotori ranjang, selimut, atau tubuh kita dan pasangan.
Berhubungan seksual saat menstruasi juga bisa meningkatkan risiko penyebaran infeksi menular seksual seperti hepatitis atau HIV.
Virus itu diketahui hidup dalam darah dan bisa menyebar melalui darah haid yang terinfeksi.
Selain dua hal itu, kita juga berisiko terinfeksi jamur.
Pasalnya, vagina memiliki kadar pH antara 3,8 hingga 4,5 setiap bulannya.
Namun, saat menstruasi, kadar pH meningkat akibat pH darah menjadi lebih tinggi.
Hal itulah yang membuat jamur berkembang lebih cepat di vagina.
Selain itu, masih ada kemungkinan hamil meski berhubungan seks di masa menstruasi.
Risiko kehamilan akan lebih besar jika bercinta dilakukan selama ovulasi, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi.
Tetapi, perlu diingat bahwa setiap perempuan memiliki panjang siklus menstruasi yang berbeda dan dapat berubah setiap bulan.
Sehingga, apabila kita memiliki siklus menstruasi yang pendek, maka risiko hamil akan lebih tinggi.
Baca Juga: Denda Melakukan Hubungan Intim saat Sedang Berpuasa di Bulan Ramadan
Misalnya, kita memiliki siklus haid yang pendek (21-24 hari) dan mengalami ovulasi segera setelah haid usai, maka kemungkinan hamil akan lebih tinggi.
Hal ini terjadi karena ada kemungkinan sel telur akan keluar saat sperma masih bertahan dalam saluran reproduksi dan pembuahan pun bisa terjadi.(*)
KOMENTAR