NOVA.id - Gubernur Bali Wayan Koster menyarankan orang Bali memiliki empat anak. Dia akan mendorong agar program Keluarga Berencana (KB) menjadi empat anak, bukan dua seperti pemerintah pusat.
Wayan Koster sebut program KB 4 anak ini dikarenakan pertumbuhan penduduk di Bali rendah. Hal itu dikhawatirkan akan mengancam kebudayaan Bali menjadi cepat punah.
"Kalau semuanya dua anak, berarti Nyoman dan Ketut punah dong? Kan kehilangan unsur budaya ini," lanjut Koster.
Ia juga berpesan kepada generasi muda untuk menikah dan merencanakan memiliki setidaknya empat anak. Dengan begitu, Nyoman (nama khas anak ketiga) dan Ketut (anak keempat) tidak terancam punah.
"Sekarang, coba cek pendaftaran siswa baru di SD. Masuk SD, pertama itu lihat ada berapa Nyoman? Ada berapa Ketut? Pasti, sudah langka sekali," tegas Koster.
Program KB 4 anak di Bali ini telah digalakan sejak tahun 2019 silam.
Wayan Koster telah menerbitkan Instruksi Gubernur (Ingub) Bali No 1545 Tahun 2019 tentang Sosialisasi Program Keluarga Berencana (KB) Krama Bali.
Pada Peringatan Hari Keluarga Nasional XXVI dan Pencanangan Hari Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan Provinsi Bali di Gedung Mr. I Gusti Ketut Pudja, Eks Pelabuhan Buleleng, Jumat (28/6/2019), Wayan Koster kemudian mengampanyekan program KB 4 anak.
“Saya menyampaikan apa adanya, kondisi di Bali ini rupanya yang kencang program KB sangat berhasil di Bali. Karena orang Bali terdidik oleh suatu nilai catur guru bakti."
"Salah satu nilai caturnya, harus hormat pada pemerintahan, termasuk kepada kebijakannya. Jadi, orang Bali sangat loyal menjalankannya dan betul-betul berhasil dengan dua anak," kata Wayan Koster saat ditemui di Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat (28/06/19) silam.
Menurut Koster, saking patuhnya masyarakat Bali pada program nasional KB, nama Nyoman, Komang dan Ketut saat ini sudah sangat jarang.
Baca Juga: Cara agar Cepat Hamil Setelah Konsumsi Pil KB dalam Jangka Panjang
KOMENTAR