Artinya responden khawatir kalau berniat mengganti kebiasaan makan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan tetapi nanti stok ikan atau sayur atau pangan ramah lingkungan malah tidak bisa tersedia dan bahkan mungkin harga akan lebih mahal saat bulan puasa,” ungkap Ray yang sering memberi edukasi di Instagram @ray.w.basrowi
Tim peneliti HCC yang diperkuat oleh Research Associate Yoli Faradika ini merekomendasikan pentingnya untuk mengapreseasi beberapa intensi dan sikap positif terkait pola makan berkelanjutan selama bulan puasa ini, apalagi studi ini secara metodologi memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi atau confident interval 95% dan margin of error rendah (1,95%).
Sebaliknya beberapa indeks perilaku makan yang cenderung tidak berkelanjutan seperti kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan dengan olahan minyak, harus dimitigasi agar tidak memberi dampak Kesehatan yang tidak baik juga. (*)
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR