NOVA.ID - Sebagai ibu, kasus-kasus pelecehan seksual pada anak yang banyak muncul di media massa saat ini bikin ngeri.
Mulai pelecehan seksual pada anak oleh guru agama hingga oknum pejabat pemerintahan yang tengah dikasuskan kini bikin kita murka.
Tentu tak ada seorang ibu pun yang ingin atau rela anaknya mengalami hal serupa.
Jangan sampai!
Maka itu, penting bagi kita membekali si kecil dengan pendidikan khusus seputar seksualitas untuk mengantisipasi risiko pelecehan seksual.
Mungkin kita tak bisa menghindar, tapi kita bisa mengantisipasi dan mencari jalan bila terlanjur terjadi.
Paling penting, jangan anggap sepele ketika si kecil diraba-raba—baik tanpa atau dengan kekerasan—oleh orang lain.
Sekalipun si kecil bercerita sepotong-sepotong atau bahkan ia bersikap seolah-olah itu adalah hal yang tidak penting.
Karena bisa saja ia sesungguhnya sangat takut untuk menceritakan hal tersebut pada kita.
Perlu diingat pelecehan seksual pada anak kadang-kadang terjadi di tempat-tempat yang kita tidak pikirkan.
Misalnya di toilet mal, di sekolah, bahkan di rumah sendiri.
Baca Juga: Ini Upaya yang Perlu Dilakukan Orang Tua untuk Cegah Kekerasan Seksual pada Anak
Berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, terdapat 2.556 anak korban kekerasan seksual sejak Januari hingga 31 Juli 2020 lalu.
Tentu kita wajib melakukan langkah antisipasi demi melindungi si buah hati.
Antisipasi ini bisa kita lakukan dengan menyisipkan beberapa kiat penting dalam pola pengasuhan anak.
Astrid Wen, M.Psi., psikolog anak, memberikan 5 kiat penting yang bisa diterapkan sebagai bekal kita pada anak untuk menghindari pelecehan seksual.
Apa sajakah?
1.Biasakan Pola Komunikasi Terbuka
Pola komunikasi yang terbuka akan sangat membantu kita untuk mengetahui kondisi anak dengan jelas dan pasti.
Kita bisa membiasakan budaya komunikasi dua arah dan memberikan pertanyaan- pertanyaan untuk memancingnya bercerita tanpa menghakimi atau menyalahkan. Kebiasaan ini akan membantu anak nyaman untuk bercerita.
“Anak akan jadi terbiasa menceritakan apa saja yang terjadi padanya, baik kegelisahan atau kesukaannya. Mereka akan cari dan cerita ke kita. Maka kita jadi lebih bisa mengantisipasi hal-hal yang mungkin membahayakan anak,” ujar Astrid pada NOVA.
2.Beri Edukasi Seks dan Hubungan Personal
Berikan bekal edukasi seks dan hubungan personal yang sesuai dengan tahapan perkembangan usia anak.
Baca Juga: Menurut Psikolog, Ini Cara Memberi Edukasi Seks untuk Anak Usia Dini
Edukasi seks bahkan bisa kita ajarkan pada anak saat usianya baru 3 tahun.
Misalnya, mulai memberitahu mengenai bagian privat pada tubuhnya yang tak boleh dilihat atau disentuh orang lain tanpa seizinnya.
Lalu, edukasi hubungan personal bisa dilakukan dengan mengajarkan anak cara bersikap dan memperlakukan orang lain dengan benar.
Medianya adalah contoh hubungan di dalam keluarga.
Ingat, anak- anak sering kali belajar lewat pengalaman yang dialami di dalam lingkungan rumahnya, dari cara orang- orang di dalam rumah memperlakukan satu sama lain.
Ketika ayah melakukan kekerasan kepada ibu, anak bisa jadi melihatnya sebagai kewajaran jika nanti dia mungkin mendapatkan kekerasan dari orang lain.
Begitu pun sebaliknya, ia bisa melakukan kekerasan terhadap orang lain.
“Maka itu, kita perlu memberikan pengalaman berelasi yang benar dengan orang-orang yang ada di rumah. Jadi anak tahu mana yang benar untuk dilakukan. Sehingga ketika ada orang asing yang perilaku relasinya aneh dan tak sesuai dengan apa yang dia lihat di rumah, dia akan cari pertolongan dan bercerita pada kita,” jelas Astrid.
3.Main Bersama Lebih Sering
Lebih sering bermain dengan anak akan meningkatkan kedekatan di antara kita dan anak.
Hal ini juga akan membuat dia merasa diperhatikan dan lebih nyaman untuk bergantung secara emosional kepada kita.
Baca Juga: 6 Cara Mencegah Pelecehan Seksual pada Anak agar Tidak Jadi Korban
Kalau kita terlalu sibuk dan tidak pernah bermain dengan dia, anak mungkin tidak akan mencari kita untuk bercerita atau minta pertolongan.
4.Melatih Anak Berkata “Tidak”
Biasakan memberi ruang pada anak untuk menyampaikan emosi dan pilihannya.
Mulai dari hal kecil saja, seperti memilih baju atau makanan. Jangan memaksakan kehendak kita pada anak.
Sebab, kondisi pemaksaan bisa membuatnya tidak terbiasa atau takut untuk berkata “tidak”.
5.Latihan Bela Diri
Bela diri sebenarnya akan membantu melatih kepercayaan diri dan keberanian anak.
Sehingga bisa memperkecil risiko untuk anak menjadi calon korban kekerasan.
Karena biasanya memang yang menjadi korban kekerasan adalah orang-orang yang dilihat oleh pelaku itu lemah atau mudah diancam dan dimanfaatkan.
Jadi, jika anak suka, maka boleh ikutkan dia pada kelas bela diri.
Nah, itulah 5 cara ajarkan anak agar terhindar dari pelecehan seksual. (*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR