NOVA.ID - Vaksinasi tidak berhenti pada usia anak 9 bulan.
Melainkan ada vaksinasi atau imunisasi untuk anak usia 18 bulan hingga 5 tahun.
“Mungkin banyak informasi yang tidak sampai ke masyarakat. Sehingga, akibatnya kayak kemarin kejadian polio, yang sebenarnya menyerang anak-anak yang sudah besar. Biasanya kalau anak bayi ini Ibu-ibu rajin untuk update mana yang belum vaksinnya, tapi ketika anaknya sudah besar, sudah lupa dan jadwalnya terlambat,” ujar Dokter Spesialis Anak, dr. Melia Yunita, M.Sc., Sp.A., dalam Live Instagram @ptkalbefarmatbk.
Ia mengatakan, anak usia lima tahun sebaiknya mendapatkan vaksin booster difteri, pertusis, tetanus, dan polio.
Hal ini supaya anak-anak sudah memiliki antibodi dan mencegah kata terlambat untuk imunisasi.
Sebab, anak yang tidak menerima vaksinasi berakibat fatal bagi kesehatan anak.
Contohnya, wabah difteri yang menyebabkan banyak korban meninggal dunia.
Kemudian polio yang melumpuhkan penderitanya, berakibat terhadap kualitas hidup pasien.
“Polio tidak bisa sembuh, maka bayangkan anak kita lumpuh selama-lamanya itu kayak apa rasanya. Kalau ada satu orang terkena polio, itu sebenarnya sudah ada beberapa orang yang positif tetapi tidak bermanifestasi sampai lumpuh. Karena gejala untuk infeksi polio itu beragam, ada yang demam bahkan ada yang tidak bergejala, tetapi ada juga yang gejalanya berat sampai lumpuh itu,” ungkap dr. Melia.
Dokter Melia menekankan bahwa vaksin memberikan imunitas pada anak sebagai upaya pencegahan penyakit berbahaya.
Vaksinasi secara efektif dapat mengurangi risiko sejumlah penyakit, hingga mencegah kematian dan komplikasi penyakit.
Baca Juga: Vaksin HPV Gratis Mulai Tahun Ini, Siswi Kelas 5 dan 6 SD Jadi Sasaran Utama
Namun, apabila buku data vaksinasi anak hilang ketika anak berusia 5 tahun, atau ibu ragu anak sudah divaksin atau belum.
Maka ibu dapat segera membawa anak untuk divaksin booster.
Sebab, tidak ada yang namanya overdosis vaksin.
Untuk itu, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) mengedukasi masyarakat tentang vaksinasi yang dibutuhkan untuk anak pra-sekolah atau usia mulai dari 5 tahun.
“Vaksin ini menyelamatkan lebih dari tiga juta orang setiap tahunnya dan itu menurut data WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Salah satunya adalah vaksin pra-sekolah. Ini sangat penting, karena tentu kita ingin yang terbaik untuk anak kita, semua untuk tumbuh kembang, supaya cerdas. Ternyata salah satu bagian untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak itu dengan pencegahan atau dengan vaksinasi,” tutur Dainty Loresia, Franchise Manager PT Kalventis Sinergi Farma.
Dainty mengatakan, Kalventis menyediakan vaksin DPT combo full range, yakni mulai dari vaksin primer, pre-school booster, dan booster adult.
Vaksin primer yang dimiliki Kalventis ialah hexavalent, maka cukup satu kali suntikan dapat mencegah enam penyakit berbahaya, yakni Difteri, Tetanus, aPertusis, IPV, Hepatitis B, dan Hib (Haemophilus influenza tipe B).
Dalam hal ini, tidak perlu mencampur-campur vaksinnya atau memberikan berbagai vaksin untuk enam penyakit tersebut untuk anak usia 2—4 bulan dan bulan ke-6.
“Lalu ada vaksin booster untuk usia 18 bulan, jadi untuk memakai yang hexavalent. Setelah itu ada DPT yang booster di usia 5 tahun menggunakan rekomendasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).Kandungannya di vaksin Kalventis sesuai, karena D-nya besar, P besar, dan T besar. Jadi dosisnya besar serta ada bonus polio,” kata Dainty.
“Lalu ada juga booster untuk adult, jadi kalau pre-school booster 5-7 tahun lupa diberikan, ada yang untuk 7-10 tahun yang catch up namanya. Untuk adult juga ada, jadi lengkap ya untuk DPT combo dari Kalventis,” tambahnya.
Jadi, sudahkan si kecil divaksin? (*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR