NOVA.id - Dengue menjadi salah satu ancaman utama kesehatan masyarakat di dunia, dan Indonesia merupakan salah satu negara yang paling terkena dampaknya.
Sebagai wilayah hiperendemis dengue, Indonesia memiliki tren peningkatan kasus cukup tinggi saat memasuki masa pancaroba atau peralihan yang biasanya dimulai pada bulan Oktober.
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) menunjukkan bahwa pada minggu ke-36 di bulan September 2022, jumlah konfirmasi terpapar dengue di Indonesia tercatat sebanyak 87.501 kasus dan jumlah kematian akibat dengue mencapai 816 kematian.
Memasuki kuartal terakhir 2022, penyebaran penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini diperkirakan akan memuncak saat curah hujan mulai tinggi sekitar bulan Oktober hingga November.
Karena itu, Takeda, perusahaan biofarmasi terkemuka, hari ini menyelenggarakan diskusi media bertema Waspada Penyebaran Dengue di Tengah Musim Hujan guna meningkatkan kesadaran publik dalam mengantisipasi dan mencegah penyebaran dengue di tengah musim penghujan.
Diskusi yang digelar secara daring ini turut menghadirkan Kemenkes RI, dokter spesialis anak dan dokter spesialis penyakit dalam.
Sebagai perusahaan biofarmasi berbasis-nilai, penelitian dan pengembangan (R&D), Takeda menghadirkan inovasi pencegahan dengue yakni Vaksin Dengue Tetravalen yang telah disetujui oleh BPOM RI. Dr. Goh Choo Beng, Head of Medical Affairs Takeda Asia-Pacific, mengatakan, "Takeda merasa bersyukur dan bangga karena inovasi pencegahan dengue kami, yaitu Vaksin Dengue Tetravalen, telah resmi mendapatkan persetujuan dari BPOM RI. Hal ini merupakan wujud nyata komitmen Takeda untuk turut serta mendukung upaya Pemerintah menuju zero dengue death pada 2030."
Meningkatnya jumlah kasus dengue pada musim penghujan memang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Karena pada dasarnya penyakit ini sangat berbahaya bagi siapa saja tanpa memandang umur, tempat tinggal maupun gaya hidup.
Menurut data Kemenkes RI, kasus dengue di Indonesia secara umum paling banyak terjadi pada golongan umur 14-44 tahun, yaitu sebanyak 39,96 persen dan umur 5-14 tahun yaitu sebanyak 35,61 persen.
"Gejala yang dapat dirasakan saat terkena infeksi virus dengue, demam mendadak tinggi disertai sakit kepala dan linu atau nyeri pada otot dan tulang. Apabila tidak segera dipastikan penyebabnya, maka akan menyebabkan komplikasi seperti syok atau perdarahan. Bahkan dapat menyebabkan kematian," kata Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD-KPTI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik Infeksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo.
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR