NOVA.ID – Hari sial memang selalu ada dan tak bisa ditebak.
Baru-baru ini, warga di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, dihebohkan dengan adanya ledakan yang berasal dari sebuah kamar kos-kosan.
Ledakan tersebut diduga terjadi akbiat penghuni kos merokok sembari buang air besar (BAB), Sabtu (8/7/2023).
Percikan api dari korek pun diduga memantik gas yang ada di dalam septic tank hingga muncul ledakan dari bawah.
Atas kejadian ledakan itu pun, kamar kos hancur lebur dan penghuni kos tersebut mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit.
Sebenarnya, kabar septic tank meledak seperti ini bukan pertama kali terjadi.
Di bulan Maret 2023, ada seorang perempuan yang menjadi korban ledakan kloset jongkok di rumahnya di Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (3/3/2023).
Menurut keterangan Kasi Ops Sudin Gulkarmat Jakarta Timur, Gatot Sulaeman, kloset itu mendadak meledak saat Eli hendak buang air besar.
Lantas, apa penyebab septic tank bisa meledak sebenarnya?
Dikutip dari laman UGM, Ahli kimia Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Chairil Anwar menjelaskan bahwa penyebab septic tank meledak bisa terjadi karena adanya pembentukan gas metana yang dipicu percikan api.
Hal ini ia kemukakan terkait dengan kasus serupa di tahun 2019, yakni septic tank meledak hingga menewaskan seorang petugas sedot WC.
Baca Juga: Nahas, Perempuan Ini Tewas di Lubang Septic Tank Bersama 3 Orang Pria yang Hendak Menolongnya
Peristiwa tersebut terjadi di Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur pada Senin (4/11/2019).
Sebelum ledakan terjadi, supir truk tinja mengambil koran dan membakarnya, lalu memasukan koran yang terbakar itu ke dalam septic tank.
Ia menduga proses fementasi yang terjadi dalam septic tank tersebut sangat kuat sehingga terbentuklah gas metana dalam jumlah besar.
Asal tahu saja, saat tinja dibuang ke septic tank maka ada proses fermentasi yang terus dilakukan oleh bakteri anaerob, organisme yang dapat hidup tanpa oksigen.
Proses fermentasi itu kemudian menghasilkan apa yang disebut ilmuwan sebagai biogas, gas yang dapat terbakar.
Ini persis dengan gas elpiji yang dihasilkan dari perut bumi.
Sementara, Metana merupakan komponen utama gas alam dan mudah terbakar.
Hanya sekitar lima hingga 15 persen gas metana yang tercampur udara bisa bersifat eksplosif.
Jadi, ketika udara mengandung sekitar 9,5 persen metana atau konsentrasi paling berbahaya, gas tersebut mencapai titik oksidasi sempurna yang bisa menghasilkan air, karbon dioksida dan banyak panas.
Meski tanpa api, proses pembusukan tinja yang menumpuk bisa menyebabkan ledakan di dalam septic tank.
Tinja yang dikeluarkan itu terdiri dari 70 persen air dan 30 persen sisa makanan yang tak dapat dicerna.
Sisa makanan itu berupa selulosa, kolesterol, kalsium fosfat, hingga protein. Belum lagi bakteri yang turut terbuang dalam proses tersebut.
Oleh karena itu, setiap septic tank harus memiliki saluran atau pipa gas pembuang yang baik dan terbuka untuk menyalurkan gas ke luar.
Peristiwa ini serupa dengan proses ledakan yang umum terjadi di dalam tambang batu bara.
Adanya gas metana di dalam tambang batu bara juga kerap menyebabkan ledakan di dalam tambang.
Maka, dibutuhkan ventilasi juga untuk menghindari ledakan metana di tambang batubara.
Ledakan semacam ini, sebagian besar dipicu oleh adanya gas metana yang bertemu dengan sumber panas.
Jadi, untuk menghindari kejadian serupa, Chairil juga menyarankan agar kita tidak merokok atau menyalakan sumber panas seperti api saat saat sedang menyedot septic tank. (*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR