NOVA.ID – Artis Raihaanun bercerai dengan sang suami, Teddy Soeriaatmadja.
Kabar ini terdengar juga meski diketahui rumah tangga keduanya selama ini tidak memiliki berita miring.
Tak ayal, banyak orang bertanya-tanya.
Kabarnya salah satu hal yang memicu perceraian keduanya adalah kondisi kesehatan mental Raihaanun sendiri.
Diketahui Raihaanun menderita gangguan bipolar.
Bipolar adalah Gangguan bipolar merupakan suatu gangguan jiwa yang bersifat episodik.
Banyak faktor yang sangat memungkinkan saling berpengaruh sehingga gangguan mampu timbul dan meningkat risikonya.
Seperti sebuah drama, gangguan ini memiliki empat episode: depresi, manik, hipomanik, dan campuran antara manik serta depresi.
Belajar dari perceraian Raihaanun, memang hidup bersama pasangan dengan gangguan mental bisa jadi tantangan besar dalam membangun rumah tangga.
Dibutuhkan kesabaran hingga cara khusus untuk menghadapinya.
Kalau tidak, bisa-bisa mental kita juga ikut terganggu.
Baca Juga: Berkaca dari Raihaanun, Menikah dengan Penderita Bipolar Rentan Perselingkuhan?
Umumnya orang yang memiliki masalah kesehatan mental akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.
Lantas hal apa saja, sih, yang harus dilakukan oleh kita sebagai pasangan?
Pertama, harus terbuka sejak awal.
Jangan ragu untuk membicarakan kesehatan mental kita dan pasangan.
Lalu bagaimana agar pasangan mau terbuka soal kesehatan mentalnya?
Tunjukkan sikap keterbukaan dan toleransi, bisa juga sesekali kita memberikan komentar atau menyuarakan isu kesehatan mental.
“Sebaiknya masalah-masalah seperti ini dibicarakan sejak awal, kita enggak perlu menutupi sesuatu apalagi yang berkaitan dengan masalah kesehatan mental, karena bagaimanapun juga orang yang ada di sisi kita harapannya adalah orang yang ada seumur hidup kita. Kalau mereka enggak tahu kondisi kita bagaimana mereka bisa tahu sebenarnya mereka bisa sanggup atau tidak,” kata Alexandra Gabriella Adeline., M.Psi, C.Ht, C.Est, Psikolog Klinis dari Smart Mind Center Consulting pada NOVA dalam Tabloid NOVA Edisi 1764.
Melihat kita adalah orang yang terbuka terhadap kesehatan mental, bisa membuat pasangan lebih merasa aman untuk bercerita.
Bertanyalah dengan intonasi yang netral.
Hindari saran atau judgement ketika mereka bercerita.
Cukup berikan respons yang empatik dan dengarkan mereka sebagai bentuk dukungan emosional.
Baca Juga: Saat Dikabarkan Hilang di LA, Marshanda Ternyata Dimasukkan ke RSJ: Gue Dijemput Ambulans
Kedua, cari tahu gangguan mental yang dialami pasangan.
Sebaiknya kita turut mendampingi pasangan saat mengunjungi psikolog atau psikiater, sembari meminta saran sebanyak ungkin untuk mendukung pasangan kita. “Kondisi kesehatan mental adalah nyata, sama seperti kondisi fisik. Maka dari itu penting bagi Anda untuk mencari tahu sebanyak mungkin informasi tentang gangguan yang dialami pasangan Anda,” ujar Alexandra kepada NOVA.
Ketiga, kenali kemampuan diri kita.
Selain pasangan, yang paling peting untuk diperhatikan terlebih dahulu adalah diri sendiri.
Kondisi mental kita adalah prioritas, sehingga kita pun perlu peka terhadap diri sendiri dan tahu sejauh mana kita sanggup membantu pasangan.
Karena apabila terjadi sesuatu pada kita, siapa yang akan membantu pasangan kita?
Misalnya sampai ada kondisi pasangan perlu dirawat inap, bukan berarti kita membuang atau lalai, tapi memang karena kita enggak sanggup, dan rawat inap adalah opsi terbaik.
Kata Alexandra, “Perlu diingat, beberapa masalah kesehatan mental, khususnya yang berkaitan dengan gangguan kepribadian tertentu, memiliki ciri gejala sikap manipulatif yang jelas bisa memengaruhi kesehatan mental Anda juga. Bijak-bijaklah dalam menentukan pilihan Anda dalam hal ini.”
Nah, demikianlah tips tips dampingi pasangan dengan masalah mental. (*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR