Fokus pada kebutuhan mereka. Jika mereka enggak segera memberi tahu keluarga tentang kejadian itu, dengarkan alasannya.
Sangat umum bagi para penyintas untuk menunggu sebelum berbagi dengan orang yang mereka cintai.
2. Dengarkan curhatan korban
Saat korban mulai berani speak up ke keluarga terkait pelecehan yang dialaminya, dengarkan semua ceritanya secara menyeluruh tanpa dipotong.
Jangan juga menekan mereka untuk bicara atau menanyakan hal-hal tidak nyaman.
Buat dirinya senyaman mungkin sehingga merasa secure untuk menceritakan semuanya ke keluarga.
Sangat berat bagi penyintas untuk menceritakan kejadian buruk yang pernah ia alami. Belum lagi trauma yang ia rasakan.
Lebih baik berjalan perlahan dan biarkan korban mengatur langkahnya.
Dengarkan dan bantu mereka memproses perasaan mereka.
Validasi kemarahan, rasa sakit, dan ketakutan mereka.
Ini adalah tanggapan alami yang perlu dirasakan, diungkapkan, dan didengar.
Baca Juga: Belajar dari Anak Pinkan Mambo, Saat Anak Mengaku Alami Pelecehan Seksual Kita Harus Apa?
Penulis | : | Nadia Fairuz Ikbar |
Editor | : | Rahma |
KOMENTAR