NOVA.id - Kasus pelecehan seksual kini semakin marak terjadi.
Tidak hanya di lakukan oleh orang asing, bahkan lingkungan sekolah hingga lingkungan keluarga juga sudah dinodai dengan adanya kasus-kasus pelecehan seksual.
Bahkan, kini semakin banyak modus pelecehan seksual yang dijalankan pelaku.
Salah satunya adalah dengan melakukan revenge porn.
Revenge porn diketahui merupakan bentuk penyebaran video bermuatan asusila dengan tujuan mempermalukan korban dalam video oleh pelaku.
Bak kasus yang menerpa artis muda Rebecca Klopper, kasus revenge porn ini juga sangat membuat korban terguncang seperti mengalami kekerasan seksual.
Menurut Psikolog Sosial asal Solo, Hening Widyastuti, ada beragam cara untuk menjaga diri dari risiko sasaran pelecehan seksual seperti dikutip dari Kompas.com.
1. Ubah sifat pemberani
Hening mengungkap pelecehan seksual terjadi karena adanya karakter penurut dan juga tidak berani melawan pelaku.
Apalagi jika korban juga memiliki karakter pendiam, sangat mudah untuk menjadi korban perundungan.
Sebab, orang yang pendiam cenderung menyimpan sendiri cerita pahitnya.
Meski dirundung, dirinya tidak akan menceritakan hal ini pada siapapun karena malu dan tidak berani mengungkapkan ke orang lain.
"Selain karena banyak pertimbangan, menurutnya hal ini juga sangat memalukan, sehingga orang lain tidak perlu tahu. Cukup disimpan,"ujarnya.
Hening menegaskan bahwa sikap seperti ini sebaiknya diubah.
"Untuk karakter yang pemalu, penurut, takut pada senioritas dan orang lain yang punya power, ubah sifat tersebut untuk menjadi orang yang berani menolak aksi perundungan," ujarnya.
2. Laporkan Persoalan
Tidak perlu khawatir, kita sebaiknya melapor ke pihak berwajib agar segera ditangani.
Selain itu, perundung juga akan mendapatkan akibatnya setelah pihak berwajib melakukan proses pidana.
"Tidak usah khawatir dan takut, ini supaya mental si pelaku perundung ciut, tidak berani untuk mengganggu calon korban," tuturnya.
"Berani laporkan bila pernah terjadi (mengalami pelecehan seksual) ke atasan. Bila tidak ada respons, laporkan ke atasan paling pucuk (atas), pucuk pimpinan," imbuhnya.
Menurut Hening, kita bisa mencoba menggertak pelaku.
"Pelaku peundungan tidak seberani yang kita lihat. Sebaliknya, bila korban perundungan berani gertak balik dan melapor, mental mereka (pelaku) akan ciut," sebutnya.
"Masalah tidak sampai di situ, mereka perlu diberi sanksi. Setiap tindakan ada konsekuensi pasti," imbuhnya. (*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR