Dr. Dewi Muliatin Santoso, Head of Medical Dept. Pharmaceutical Division PT Bayer
Indonesia menjelaskan, “Finerenone dari Bayer merupakan pengobatan inovatif yang
disetujui secara global dan Indonesia untuk mengatasi tingginya risiko perburukkan ginjal
pada pasien PGK dengan Diabetes tipe 2.
Obat ini secara khusus menargetkan penurunan risiko inflamasi dan fibrosis, yang menjadi keunggulan utama pengobatan ini, khususnya bagi pasien PGK dengan Diabetes tipe 2.”
Pedoman klinis terbaru untuk manajemen PGK dengan Diabetes tipe 2 merekomendasikan
kombinasi terapi obat untuk mengurangi risiko secara optimal yaitu dengan Finerenone,
sebagai salah satu pilar pengobatan utama.
Hal ini direkomendasikan pada pedoman klinis internasional seperti ADA, KDIGO, AACE, dan ESC.
“Finerenone dari Bayer adalah Mineralocorticoid Receptor Antagonist (MRA) nonsteroid pertama yang disetujui BPOM untuk PGK (dengan albuminuria) yang berhubungan dengan Diabetes tipe 2 pada orang dewasa,” tambah Dr. Dewi.
Ia menjelaskan, Finerenone bekerja dengan memblokir sekelompok protein, yang disebut
reseptor mineralokortikoid.
Peningkatan stimulasi reseptor mineralokortikoid diketahui memicu cedera dan peradangan pada ginjal sehingga berperan dalam progresi PGK.
Finerenone berfungsi menghentikan stimulasi tersebut untuk memperlambat, bahkan mencegah peradangan atau inflamasi, serta fibrosis yang bisa memperparah dan merusak ginjal.
Data juga menunjukkan adanya penurunan albumin secara lebih cepat setelah empat bulan mendapatkan terapi menggunakan Finerenone, dan hasilnya pun berdampak jangka panjang pada ginjal.
Efek terapi Finerenone pada ginjal terutama dimediasi oleh penurunan rasio albumin-kreatinin urin (urine albumin-to-creatinine/UACR) lebih dini pada pasien dengan PGK dan Diabetes tipe 2.
“Penurunan UACR yang terjadi saat melakukan terapi dengan Finerenone memberikan
dampak adanya penurunan risiko perkembangan CKD, di mana risiko pada ginjal yaitu
termasuk gagal ginjal, penurunan perkiraan laju filtrasi glomerulus (eGFR) sebesar 57% atau lebih dari awal, atau kematian akibat penyakit ginjal.
Selain pengobatan, penting untuk dilakukan deteksi dini pada pasien PGK dengan Diabetes tipe 2 sehingga pengobatan dapat memberikan manfaat lebih maksimal bagi pasien,” tutupnya. (*)
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR