Wakil Kadin Bidang Hubungan Internasional Anne Patricia Sutanto mengatakan, JMFW diharapkan bisa menjadi tidak dimiliki oleh pihak tertentu, tetapi milik Bangsa Indonesia.
“Kami ingin JMFW adalah milik indonesia, tidak hanya dari sisi bisnis atau kementerian/lembaga lain.
Hal ini karena ekosistem yang tercipta di JMFW bukan hanya dari satu kementerian/lembaga. Kita ini satu.
Saya juga berharap semua program di JMFW berkelanjutan untuk membawa dampak bagi orang-orang yang ada di ekosistem,” kata Anne.
Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM, Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting menyampaikan, Kementerian BUMN dan BUMN memiliki banyak program yang mendukung pengembangan UMKM yang bergerak di sektor kuliner, fesyen, dan kriya.
“Kami melakukan pembinaan untuk UMKM termasuk perluasan pasar. Kegiatan ini bisa menjadi sinergi kita semua,” imbuh Loto.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Miftah Farid mengungkapkan, kegiatan JMFW tidak hanya pada main event, tetapi juga memiliki kegiatan sebelum dan sesudah puncak acara.
“JMFW memiliki rangkaian kegiatan sebelum puncak yang dapat terselenggara atas kolaborasi segala pihak. Setelah puncak acara, kami ingin interaksi (engangement) desainer modest fashion Indonesia dengan buyer internasional semakin kuat,” pungkas Miftah.
Pelaksanaan puncak JMFW 2024 akan diselenggarakan pada 19—21 Oktober 2023 dan dilakukan bersamaan dengan Trade Expo Indonesia (TEI) pada 18-22 Oktober di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang.
Kegiatan JMFW akan menampilkan rangkaian acara pagelaran busana, pameran dagang, serta penjajakan bisnis. (*)
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR