NOVA.ID - Belum lama ini pedangdut Siti Badriah, dikabarkan alami penolakan saat manggung di Riau.
Diketahui hal ini terjadi saat dirinya diundang menjadi pengisi acara dalam gelaran HUT Kabupaten Rokan Hulu, Riau.
Melansir dari Banjarmasin.tribunnews.com, penolaka tersebut berasal dari kelompok Gerakan Masyarakat Peduli Negeri Seribu Suluk (GMP-NSS).
Penolakan disebut terkait gaya dan penampilan Siti Badriah yang dinilai terlalu seronok.
Meski begitu, Siti Badriah tetap berhasil tampil untuk menghibur masyarakat Riau.
Melalui Instagram pribadinya @sitibadriahh, penyanyi yang kerap disapa Sibad ini menunggah momen manggung di Rokan Hulu, Riau.
"Rokan hulu kalian kerennnn banget luvssss.. pecahh!!" tulis Sibad.
"Akhirnya aku pake baju kalau shiow ga telenjiii, coba absen siapa yang kemarin nonton aku ngacunggg," lanjut Siti Badriah.
Lihat postingan ini di Instagram
Mengetahui istrinya mendapat penolakan, Krisjiana Baharudin pun memberikan komentar sendiran pada unggahan tersebut.
Ia diduga menyindir pihak yang menyuarakan penolakan tersebut.
"Yang bilang km artis telenji penuh keburukan dan kemaksiatan lagi pada joged di sebelah mana? Wkwk," ujar Krisjiana di kolom komentar Instagram Siti Badriah, dikutip NOVA.ID Selasa (24/10).
Sementara itu, mengutip Tribunnews.com, Siti Badriah justru bersikap santai meski ditolak manggung.
"Saya merasa bersyukur bahwa ini adalah pengalaman pertama bagi saya," ujar Sibad saat diwawancarai di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
"Setiap orang memiliki selera yang berbeda, dan tidak mungkin membuat semua orang menyukai kita," sambungnya.
Walaupun sempat mendapatkan penolakan, pelantun lagu 'Lagi Syantik' ini ternyata masih tetap tampil dalam acara tersebut.
Sibad juga mengaku bahwa penampilanya tidak berlebihan dan masih sesuai dengan aturan yang berlaku di wilayah setempat.
"Sebagai seorang penyanyi, saya harus mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di kota tersebut," ujar Siti Badriah. (*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Maulana Wildan Ibrahim |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR