Sementara, pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit tercatat antara 60 orang-131 orang.
Dengan tingkat keterisian rumah sakit saat ini sebesar 0,06% dan angka kematian 0-3 kasus per hari.
Kemenkes menyebut, kenaikan kasus ini didominasi oleh subvarian Omicron XBB 1.5 yang juga menjadi penyebab gelombang infeksi Covid-19 di Eropa dan Amerika Serikat.
Selain varian XBB Indonesia juga sudah mendeteksi adanya subvarian EG2 dan EG5.
Meskipun ada kenaikan, namun kasus ini masih jauh kebih rendah dibandingkan saat pandemi yang mencapai 50.000 sampai 400.000 kasus per minggu.
Senada dengan hal itu, Ahli Kesehatan Lingkungan dan Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 saat ini diprediksi tak akan melonjak tinggi.
Ini lantaran sebagian masyarakat sudah memiliki imunitas.
Namun, kenaikan kasus kemungkinan akan banyak tak terdeteksi karena surveilans di Indonesia dinilai masih lemah dibandingkan negara maju.
"Surveilans kita masih lemah dibandingkan negara maju. Ini kembali lagi health seeking behavior belum berubah, banyak diam di rumah ngobatin sendiri."
"Ini buat buat kasus tak terdeteksi. Kalaupun ada lonjakan sedikit," jelas Dicky Budiman dikutip dari Konta.co.id.
Dicky menegaskan meski lonjakan akan sedikit, namun perlu diperhatikan bahwa Covid-19 tak hanya berdampak akut saat terinfeksi tapi juga jangka panjang atau long covid.
Tetap selalu waspada, jada kesehatan, dan patuhi protokol kesehatan di keramaian ya Sahabat NOVA! (*)
Penulis | : | Maulana Wildan Ibrahim |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR