Ustaz Solmed juga membantah tudingan yang menyebutnya menggunakan uang hasil sedekah untuk kepentingan pribadi.
Dikatakannya, jangankan menggunakan uang sedekah, Solmed bahkan tidak pernah berani memasang tarif tertentu ketika diundang untuk menjadi pendakwah.
"Saya tidak pernah menarif, tapi yakin lah saya dibayar," tutur Solmed.
"Ada istilah saya 'bijaksana bijaksini.' Bijaksana artinya ke pengundang, (ditanya) 'berapa?' Saya tanya balik, budgetnya berapa, saya enggak tau kemampuan dan kemauan seseorang, baru bijaksini," jelasnya.
Baginya hal ini bukanlah memasang tarif.
Ia menyebut ini bentuk apresiasi yang mengundang dirinya.
"Itu kan bukan menarif. Tapi orang berani memberikan sesuatu dan mereka ikhlas, kalau enggak ikhlas ya enggak jadi, ngapain?" tutur Solmed.
"Karena ikhlas kan makanya mau karena ikhlas kan makanya dia memberikan hadiah pada saya," sambungnya.
Dia juga tidak merasa menjual ilmu dengan menerima upah ketika ceramah.
Upah itu, baginya, bayaran atas rasa capeknya, bukan ilmu yang dibagikan.
"Orang bilang, 'Anda jual ilmu'. No, ilmu terlalu mahal untuk dijualbelikan."
"Anda bukan bayar ilmu. Anda bayar capek saya saja, dari Jakarta, misal diundang ke mana? kan itu bensin keluar, saya bayar sopir. Nah itu yang Anda bayar," ujar Ustaz Solmed. (*)
Penulis | : | Maulana Wildan Ibrahim |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR