NOVA.ID - Nama Ustaz Solmed kini sedang menjadi sorotan publik.
Hal ini buntut viralnya rumah super mewah milik Ustaz Solmed seharga Rp80 miliar di atas tanah seluas 4.000 m2.
Netizen pun banyak yang mempertanyakan sumber penghasilannya setelah melihat bahwa rumah tersebut memiliki berbagai fasilitas mulai dari lapangan badminton dan futsal hingga salon.
Diungkap ustaz Solmed, walaupun dikenal sebagai pendakwah, dia juga memiliki banyak usaha.
Salah satunya bisnis rokok, yang modal awalnya didapat setelah menjual mobil dan mengumpulkan uang miliknya dan istri.
"Sisa duit yang ada, punya bini, plus mobil jual, aku cari Kiai Malik (pemilik rokok herbal), aku invest, aku minta barang, aku mau jualin," ujar Solmed dikutip dari YouTube Reyben Entertainment, Selasa (5/2).
"Jualan aku, muter ke pesantren-pesantren, muter ke teman-teman, aku dagang," sambungnya.
Selain menjalankan bisnis rokok, pemilik nama Sholeh Mahmoed Nasution itu mengaku juga memiliki berbagai jenis bisnis.
Suami April Jasmine ini juga menyebut mulai dari jual beli tanah, properti, hingga usaha travel juga ia lakukan.
"Ada bisnis jual beli tanah, rumah, properti lah istilahnya. Vila, kafe, travel. Apa lo mau gue ada," ucapnya.
"Itu pebisnis yang bener, memanfaatkan butuhnya orang dan kita ada dalam kebutuhan itu. Itu yang bikin rezeki kita luas," lanjutnya.
Baca Juga: Bangun Rumah Bak Istana, Ustaz Solmed Ngaku Uangnya Berasal dari Bisnis Rokok
Ustaz Solmed juga membantah tudingan yang menyebutnya menggunakan uang hasil sedekah untuk kepentingan pribadi.
Dikatakannya, jangankan menggunakan uang sedekah, Solmed bahkan tidak pernah berani memasang tarif tertentu ketika diundang untuk menjadi pendakwah.
"Saya tidak pernah menarif, tapi yakin lah saya dibayar," tutur Solmed.
"Ada istilah saya 'bijaksana bijaksini.' Bijaksana artinya ke pengundang, (ditanya) 'berapa?' Saya tanya balik, budgetnya berapa, saya enggak tau kemampuan dan kemauan seseorang, baru bijaksini," jelasnya.
Baginya hal ini bukanlah memasang tarif.
Ia menyebut ini bentuk apresiasi yang mengundang dirinya.
"Itu kan bukan menarif. Tapi orang berani memberikan sesuatu dan mereka ikhlas, kalau enggak ikhlas ya enggak jadi, ngapain?" tutur Solmed.
"Karena ikhlas kan makanya mau karena ikhlas kan makanya dia memberikan hadiah pada saya," sambungnya.
Dia juga tidak merasa menjual ilmu dengan menerima upah ketika ceramah.
Upah itu, baginya, bayaran atas rasa capeknya, bukan ilmu yang dibagikan.
"Orang bilang, 'Anda jual ilmu'. No, ilmu terlalu mahal untuk dijualbelikan."
"Anda bukan bayar ilmu. Anda bayar capek saya saja, dari Jakarta, misal diundang ke mana? kan itu bensin keluar, saya bayar sopir. Nah itu yang Anda bayar," ujar Ustaz Solmed. (*)
Penulis | : | Maulana Wildan Ibrahim |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR