NOVA.id - Menyambut bulan Ramadhan, apakah Sahabat NOVA sudah mulai sibuk menyiapkan menu berbuka dan sahur?
Salah satu tantangan dalam bulan Ramadhan adalah menyiapkan menu sahur yang praktis namun tetap bergizi.
Cobak untuk berpuasa seharian kita memerlukan gizi yang cukup sehingga tidak lemas saat beraktivitas.
Salah satunya adalah dengan menyiapkan makanan yang tinggi protein saat sahur.
Kita bisa mengkreasikan berbagai macam olahan daging dan ikan lalu membuatnya menjadi stok frozen food.
Salah satunya adalah empal daging berempah ini yang selain bergizi juga memiliki cita rasa lezat luar biasa.
Daging yang lembut dan empuk dipadukan dengan berbagai membahas Indonesia yang bisa membuat tubuh menjadi hangat saat sahur.
Yuk coba resep berikut untuk stok sahur!
Buat saat siang hari lalu simpan di kulkas dan siap dipanaskan di wajan sesaat sebelum santap sahur.
Empal Daging Berempah
Bahan:
500 g daging bagian paha
500 ml air
2 lbr daun salam
2 btg serai, ambil bagian putih, iris tipis
½ sdt garam
½ sdt merica bubuk
75 g gula merah
300 ml santan cair
1 sdt air asam Jawa larutkan dengan 2 sdm air
minyak untuk menggoreng
Baca Juga: Ikut Berkurban Walau Masih di Penjara, Nunung Minta Dibawakan Rendang dan Empal
Bumbu Halus:
8 bh bawang merah
5 siung bawang putih
4 btr kemiri
1 sdm ketumbar
¼ sdt jinten
2 cm lengkuas
Cara Membuat:
1. Rebus daging, air, daun salam, dan serai, masak sampai daging empuk. Tiriskan, potong daging berlawanan serat setebal ½ cm. Memarkan tiap potongan daging dan sisihkan.
2. Campur daging yang telah dimemarkan dengan bumbu halus, garam, merica bubuk, gula merah, dan santan. Masak sampai daging terserap bumbu dan kering, kira-kira 15 menit.
3. Tambahkan air asam Jawa, masak sampai daging terserap bumbu dan berminyak. Angkat dan sisihkan.
4. Panaskan minyak, goreng daging sebentar saja. Angkat, tiriskan, dan sajikan.
5 porsi 45 menit
Tips: Daging bagian paha dapat diganti has dalam yang lebih cepat empuk dan cukup direbus lima menit.
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR