NOVA.id - Pertanyaan "kapan nikah?" mungkin sensitif bagi sebagian orang.
Menolak tekanan pernikahan seringkali menjadi beban kebanyakan perempuan lajang masa kini.
Psikolog klinis dan penulis Seema Hingorrany percaya, tekanan untuk menikah seringkali tercipta karena norma-norma sosial tertentu yang masih lazim di dalam keluarga.
"Misalnya perempuan yang hidup dengan orangtuanya hingga sebelum mereka menikah.
Kondisi ini seringkali membuat mereka jauh lebih sulit mengatasi tekanan.
Namun, cara terbaik menangani situasi ini adalah dengan menjaga ketenangan dan menahan diri dari menjadi seorang pemberontak," kata Hingorrany.
Suatu pernikahan tidak bisa terjadi kecuali kedua pasangan merasa yakin bisa hidup bersama.
Oleh karena itu, sangatlah penting untuk kita dan pasangan menentukan waktu menikah yang tepat, bukan karena tekanan orang lain.
"Seringkali orangtua gagal memahami situasi karena mereka tidak berada pada pemikiran yang sama dengan anak-anak mereka, " ujar Hingorrany.
Hal lainnya yang seringkali "memaksa" perempuan untuk segera menikah adalah usia!
Dibandingkan pria, sepertinya ada aturan tak tertulis bagi wanita untuk menikah di usia tertentu.
Jika waktunya sudah lewat, maka perempuan itu akan diberikan label "perawan tua" atau "perempuan tak laku".
Penulis | : | Dok Grid |
Editor | : | optimization |
KOMENTAR