NOVA.id - Sebagi orang tua, kita wajib memahami bahwa dalam tumbuh kembang anak, masalah pada pencernaan harus juga menjadi perhatian utama.
Pasalnya proses penyerapan nutrisi terjadi di saluran cerna, pencernaan yang sehat menjadi kunci tubuh yang sehat.
Ada beragam masalah pencernaan anak yang sering muncul, mulai dari diare hingga sulit buang air besar atau sembelit.
Memahami berbagai masalah pencernaan anak, tidak hanya penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat, akan tetapi juga untuk memastikan bahwa anak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Salah satunya memahami cara mengatasi demam tifoid dan diare pada anak.
Apa itu demam tifoid?
Pada 2019, sekitar sembilan juta orang mengalami demam tifoid dan 110.000 orang di antaranya mengalami kematian setiap tahun.
Demam tifoid adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyebaran infeksi terjadi melalui makanan atau air yang terkontaminasi bakteri.
Menurut dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A, Subsp. G.H., gejala demam tifoid meliputi demam yang berkepanjangan, sakit kepala, mual, nyeri perut, konstipasi, atau diare.
Bahkan menurut dokter spesialis anak subspesialis gastrohepatologi anak RS Pondok Indah - Bintaro Jaya ini, sebagian penderita bahkan dapat mengalami ruam.
Dan beberapa kasus demam tifoid yang berat dapat menyebabkan komplikasi berat yang berakibat fatal.
Baca Juga: Cegah Penularan Demam Tifoid, Sanofi Pasteur Indonesia Luncurkan Kampanye #SantapAman
Lantas bagaimana cara mengatasi demam tifoid dan diare pada anak?
Menurut dr. Frieda, demam tifoid dapat diobati dengan antibiotika. M
eskipun gejala sudah menghilang, tetapi penderita dapat menjadi carrier yang masih dapat menyebarkan infeksi ke orang lain melalui bakteri di tinja.
Sehingga, penting dilakukan pemeriksaan untuk memastikan bakteri Salmonella typhi sudah tidak ada lagi dalam tubuh pasien.
Demam tifoid cenderung terjadi pada area dengan sanitasi yang kurang baik dan kebersihan air minum yang kurang terjaga.
Akses air minum bersih, sanitasi yang kuat, higienitas saat mengolah makanan, dan vaksinasi tifoid efektif mencegah terjadinya infeksi penyakit ini.
Vaksinasi tifoid direkomendasikan untuk anak berusia 2 tahun dan orang dewasa sampai usia 45 hingga 65 tahun (tergantung dari jenis vaksin yang digunakan).
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi bakteri Salmonella typhi antara lain:
• Memasak makanan sampai matang
• Menghindari susu mentah dan mengonsumsi susu pasteurisasi atau susu steril
• Menghindari konsumsi es batu yang tidak jelas sumber airnya
• Mengonsumsi air minum yang steril atau sudah dimasak
• Mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun sebelum mengolah makanan dan sebelum makan
• Mencuci sayur dan buah dengan benar
Nah, itulah cara mengatasi demam tifoid dan diari pada anak sekaligus. (*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR