NOVA.id - Tak dapat dipungkiri bahwa lingkungan tempat anak tumbuh turut memberi pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan karakter anak, terutama dalam upaya menumbuhkan kesadaran pengendalian sampah plastik.
Hal ini yang mendorong Tasya Kamila, adtis dan ibu dua anak itu untuk mengenalkan pengolahan sampah kepada anaknya sejak dini.
“Untuk mengajarkan mengelola sampah di rumah, di rumah kita contohkan juga membuat sistem pengolahan sampah. Di rumah aku sendiri sampahnya itu dipilah, ada sampah organik dan sampah anorganik, tapi sampah organiknya juga dipisah lagi berdasarkan jenisnya.
Kalau sekarang Arrasya levelnya membantu mama nya memilah sampah. Jadi kalau sampah yang organik masukkin ke kompos turbin. Sampah anorganik seperti botol plastik, minuman kemasan dan segala macam, itu kita sortir juga,” jelas Tasya.
“Belum tahu sih dia konsep reuse, reduce, recycle secara literal tapi dalam kehidupan sehari-hari kita mencontohkan dalam kehidupan sehari - hari,” lanjutnya lagi.
Di sisi lain, sinergi lingkungan sangatlah diperlukan agar proses pengenalan dan pembiasaan untuk mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah plastik sejak dini dapat berjalan efektif.
Memahami hal tersebut, Mondelez Indonesia perluas jangkauan inisiatif #BijakPlastikSejakDini yang kini telah memasuki tahun keempat penyeleggaraannya dengan menjadi mitra Gerakan Sekolah Sehat (GSS) Kemendikbudristek, serta menghadirkan rangkaian kegiatan guna memaksimalkan terciptanya sinergi lingkungan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Parveen Dalal, President Director Mondelez Indonesia menjelaskan, inisiatif #BijakPlastikSejakDini merupakan bagian dari komitmen perusahaan terhadap pengendalian sampah plastik, sekaligus wujud nyata kontribusi #MondelezUntukIndonesia.
“Inisiatif #BijakPlastikSejakDini berfokus pada upaya menumbuhkan kesadaran lingkungan dan menginspirasi anak agak bijak mengelola sampah plastik sejak dini. Kami berharap kedepannya inisiatif ini bisa terus diperluas, sehingga menjangkau dan melibatkan lebih banyak pihak,” jelas Parveen Dalal.
Lebih lanjut mengenai Gerakan Sekolah Sehat (GSS), Drs. I Nyoman Rudi Kurniawan, M.T. selaku Supervisor Gerakan Sekolah Sehat Kemendikbudristek menjelaskan, GSS merupakan program yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai upaya bersama yang dilakukan secara terus-menerus oleh semua pihak.
Mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, mitra, satuan pendidikan, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya untuk mewujudkan Sekolah Sehat.
Baca Juga: Aksi Nyata Save the Children Bersama Anak dan Orang Muda Untuk Bumi yang Lebih Hijau
“Kami mengapresiasi peran serta Mondelez Indonesia sebagai mitra Gerakan Sekolah Sehat melalui Inisiatif #BijakPlastikSejakDini untuk memperkuat pilar sehat lingkungan, khususnya terkait menumbuhkan kesadaran akan pengendalian sampah plastik.”
Sebagai wujud dukungan terhadap Gerakan Sekolah Sehat, Mondelez Indonesia juga meluncurkan materi edukasi buku saku dan video animasi pengantar, yang dalam pembuatannya didukung oleh tim dari Indonesia Environmental Scientists Association (IESA).
Merasa terbantu dengan adanya buku saku #BijakPlastikSejakDini, Tasya Kamila selaku public figureyang dalam kesehariannya menerapkan gaya hidup peduli lingkungan pun mengatakan bahwa lingkungan pembelajaran untuk anak akan menjadi lebih kaya dan efektif dengan adanya sinergi masyarakat.
“Hadirnya buku #BijakPlastikSejakDini ini tentu bisa memudahkan orang tua dan juga masyarakat dalam mendorong tumbuhnya karakter bijak plastik sejak dini.
Masing-masing elemen masyarakat bisa memberikan kontribusi yang berbeda, mulai dari penerapan kebiasaan di rumah, pengembangan keterampilan di sekolah, hingga interaksi dengan lingkungan sekitar,” kata Tasya.(*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR